Tuesday 24 May 2016

Mengunjungi Asrama Haji



Terakhir ada acara di Asrama Haji Sukolilo Surabaya bersamaan dengan acara manasik haji, ada yang masih muda namun lebih banyak yang tua, bahkan ada yang di atas kursi roda. Maka terinspirasi mengajak orang tua, yang memang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji, masih daftar tunggu. Mumpung bapak ibu masih bisa berjalan sendiri, setidaknya tinggal mendampingi. Dan juga pelajaran Fikih kelas 5 juga ada bahasan Haji dan Umrah, jadi lumayan sedikit menguasai materi haji.  Jadilah mengunjungi Asrama Haji untuk sekadar main, dan sedikit ikutan latihan manasik. 

Mengunjungi asrama haji memang bukan untuk pertama kali, asrama haji lumayan dekat dengan kampus jaman kuliah dulu, juga sudah hafal daerahnya. Berhubung agak mendadak naik bis saja, tapi angkutan umumnya super lama sekali, super jarang sekali. Nunggunya lama banget, capek juga nunggu. Akhir-akhir ini memang jarang naik angkutan umum, apalagi di Pare. Jarang juga anguktannya. Namun jadi mikir, mungkin sepi penumpang, armada angkutan membatasi bis yang jalan. Mungkin hanya ramai kalo akhir minggu saja. Akhirnya naik bis Pare Surabaya (Patas) – turun PLN ganti bis Ijo- sampe Joyoboyo naik Lyn P, bener-bener napak tilas jaman kuliah. Pulang Alhamdulillah masih dapat travel, pesan pas berangkat. Surabaya, tambah padat saja kendaraannya, namun masih saja angkutan umumnya seadanya. Di satu sisi mobil bagus bersliweran, di sisi lain masyarakat kebanyakan harus rela berjejal dan kepanasan di angkutan umum. 

Kembali tentang haji, memang lagi tren paket umrah. Alhamdulillah, semoga sebanding dengan kesadaran untuk melaksanakan ibadah sunah. Ya, membutuhkan biaya tak sedikit, apalagi bagi orang yang hartanya pas-pasan. Semoga saja menjadi amal ibadah yang diterima Allah SWT. Tetapi masih saja ada yang umrah demi gaya hidup semata, umrah sebatas wisata religi. Umrah sebatas demi meningkatkan status social dalam pergaulan. Semoga orang-orang semisal ini mendapat hidayah. 

Namun tetap optimis, seiring berjalannya waktu, kesadaran untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim semakin baik. Semoga juga diiringi dengan kesadaran untuk memberikan pelayanan terbaik bagi calon dan jamaah haji. Bukan pelayanan bermotif bisnis semata. Sebagaimana tren juga, memanfaatkan segala sesuatu demi teraih materi sebanyaknya. Tak peduli ibadah yang harusnya merealisasikan nilai ruhiah menjadi pelayanan yang mengejar nilai materi. Satu hal yang sangat mungkin terjadi saat pemikiran matre  mendominasi sebagian besar benak umat manusia. 

Semoga kesadaran untuk kembali menempatkan segala sesuatu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah semakin meningkat di tengah masyarakat. Masyarakat tidak lagi takut dengan penerapan syariat, masyarakat semakin rindu dengan penerapan Islam kaffah, semakin terbiasa dan mendukung perjuangan menegakkan khilafah yang akan mewujudkan Islam Rahmatan lil’alamin.


Pare, 24 Mei 2016

No comments:

Post a Comment