Saturday 13 December 2014

Lebah Minggat di Pohon Alpukat



Di musim hujan seperti ini lebah ternak dibawa pulang. Sudah bukan musim bunga, bunga telah menjadi buah.

Ada hal yang menarik

Lebah minggat dari sarang, biasanya terjadi karena ada “perang” memperebutkan kekuasaan antar ratu, jadi ada dua ratu dalam satu kotak lebah. Tidak ada yang mau mengalah, maka jalan keluarnya adalah salah satu ratu meninggalkan sarang. Tidak mau sendirian, dia akan mengajak lebah pekerja.
Jika dibiarkan lama-kelamaan satu kotak sarang bisa migrasi semua.
Jika dibiarkan terlalu lama di luar sarang membuat lebah tak terkontrol dan paling bahaya ketika terkena penyakit, jika pulang sendiri ke kotak lebah bisa menularkan penyakit. Ini yang paling mengkhawatirkan. Terlalu lama di luar sarang berbahaya bagi lebah yang minggat, juga merugikan lebah yang lain.
Kali ini lebah minggat ke pohon alpukat yang jaraknya sekitar lima puluh meter dari kotak-kotak lebah ternak.
Cara mengembalikan lebah minggat dengan memancing lebah, mendekatkan sarang lebah yang diambil dari kotak. Dengan sedikit pengusiran halus dari pohon, lebah akan pindah dan kembali ke sarang.
Tidak boleh dengan cara kasar, pelan-pelan mengarahkan lebah ke sarang. Sabar menunggu hingga semua  atau setidaknya sebagian besar lebah kembali mengerumuni sarang yang disediakan.
Dikembalikan ke kotak kosong, yang pasti tidak ada ratu lain, diamankan dengan menutup kotak agar lebah kembali menyesuaikan diri dengan sarang di kotak.
Kali ini lebah masih sebatas menggerombol, belum membuat sarang baru.
Mengambil pelajaran dari minggatnya lebah
(Kalo ga nyambung nyari benang merah buat nyambungin… :) )
Karena ternak lebah, maka ada kesengajaan untuk mengambil manfaat dari lebah. Ada kesengajaan menyediakan sarang lebah, kotak lebah sebagai rumah tempat  berakhirnya petualangan  lebah setelah beberapa waktu lamanya dia berkeliaran di luar sarang, mencari nectar.
Bagaimanapun juga makhluk hidup pasti membutuhkan tempat berlindung, berhenti sejenak dan tinggal bersama.
Dan begitu pula dengan umat Islam. Umat Islam membutuhkan rumah, rumah yang akan melindungi, mengayomi seluruh penghuninya, rumah yang dipimpin oleh seorang mukmin yang yang mengurusinya, menjadi pelindung dan perisai.
Dengan rumah itu semua penghuni merasakan kebahagiaan, suka dan duka bersama. Saling berbagi kebahagiaan, saling membantu jika ada yang kesusahan.
Rumah itu tak lain adalah khilafah ‘ala minhajin nubuwwah. Khilafah yang dijalankan berdasrkan metode nabi mengurus umat sebagai kepala Negara, mencontoh para khalifah rasyidah yang menjalani pemerintahan dengan berpegang teguh pada aturan Allah SWT.
Rumah umat Islam bukan republic, kerajaan, monarki konstitusional, federal, imperium. Rumah umat islam adalah khilafah.
Namun, rumah itu telah diruntuhkan Mustafa Kemal pada tahun 1924, sejak saat itu umat Islam tercerai berai dan akhirnya terkotak-kotak dalam negara yang terbelenggu dengan nasionalisme.

Hidup tanpa khilafah ...
Bukan kesejahteraan, kemaslahatan yang didapat
Umat Islam terpuruk dan terkerat-kerat
Menjadi umat yang terhina dan terlunta-lunta
Menjadi umat yang hanya berakhir sebagai mangsa
Jika dibiarkan berlama-lama di luar rumah bisa semakin sakit
Menjalani kehidupan dunia yang semakin menghimpit dan sempit
Sebuah konsekuensi mengabaikan peringatan Allah dalam al qur’an surat  Tha haa ayat seratus dua puluh empat
Merasakan kesempitan hidup di dunia dan dihimpun di akhirat dalam keadaan buta sehingga tak bisa melihat
Sungguh sengsara nian, tak punya khilafah sebagai rumah
Hidup penuh dengan berbagai masalah

Mencari tahu tentang khilafah, mengkajinya secara intensif. Belajar tentang dalil-dalil diwajibkannya khilafah, belajar tentang bagaimana khilafah nanti menyelesaikan berbagai masalah. Biar kita tidak hidup terlunta-lunta di luar rumah.
#YukNgaji

3 comments:

  1. Taruh kotak aja lebahnya mbk, hehe. Klau berkenan silahkn mampir di blog ane tentang Belajar Budidaya Lebah Madu Dan Klanceng www.lebah-lebahku.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Santai bro... Khilafah itu janji Allah. Pasti tegak, unfaedah marah-marah

      Delete