Hasil membaca buku Umar bin Khattab Karangan M Husain Haikal
diterjemahkan oleh Ali Audah ( cet 4 tahun 2003), bab 22 Pemerintahan Umar bin
Khattab sub bab Ketatnya Umar kepada diri sendiri dan baktinya kepada rakyatnya
halaman 653.
1.
Pada masa pemerintahannya
futuhat / penaklukan semakin meluas, namun itu semua tidak mengubah
kesederhanaan Umar bin Khattab. Punya segudang prestasi, kerja nyata,
menyejahterakan rakyat, tidak mau melihat rakyatnya sengsara, tidak memperkaya
diri dan keluarga.
2.
Blusukan pada malam hari ditemani
Aslam, bertemu dengan seorang wanita yang akan melahirkan namun kesulitan. Pulang
memanggil istrinya untuk membantu proses kelahiran. Cekatan, tidak pake repot
menyuruh anak buah. Memenuhi kebutuhan wanita tersebut dengan membawa sendiri
barang bantuan yang akan dibawa.
3.
Menjumpai seorang wanita
bersama anaknya yang terus menangis. Wanita tersebut menyapih anaknya meski
seharusnya masih dalam masa susuan. Menyapih dengan alasan agar mendapat
tunjangan karena kebijakan Umar b. Khattab yang memberikan tunjanga kepada anak
yang sudah disapih. Umar benar-benar menyesal kebijakannya telah mendzalimi. Setelah
itu Umar langsung mengubah kebijakannya. Ga pake lama, ga pake eyel-eyelan
dengan DPR ( apalagi DPR nya penuh dengan oposisi), ga pake tebar wacana yang taka
da hasil nyata. Jika terbukti mendzalimi dan melanggar hukum syara’ langsung kebijakan
direvisi.
4.
Bertemu ibu yang merebus
air untuk “membohongi” anaknya yang menangis dan kelaparan hingga akhirnta
tidur karena lelah menangis. Umar langsung mengambil bahan makanan dan
memanggulnya sendiri. Ga ribet dengan birokrasi untuk mengeluarkan barang.
5.
Mengangkat pejabat untuk
mengajarkan kitabullah dan sunah Rasul. Bukan pejabat yang haus kekuasaan dan
memperkaya diri. Jika ada pejabat yang diadukan rakyat, melanggar hukum Allah
dan Rasulullah akan ditindak sendiri.
6.
Ali bin Abi Thalib pernah
bertemu dengan Umar Bin Khattab yang berlarian mengejar unta sedekah. Benar-benar
bertanggungjawab dengan amanah yang diemban, tidak suka obral janji apalagi
membohongi.
7.
Pada suatu malam mengajak
Abdurrahman bin Auf untuk ronda malam karena ada sekelompok orang mencurigakan
dari pasar menuju kota yang diduga akan mencuri. Begadang sepanjang malam
dengan Abdurrahman. Melihat seebuah rumah yang masih terang benderang menyalakan
lampu padahal ada aturan pada jam malam lampu dimatikan. Ternyata ada
sekelompok orang yang mabuk-mabukan. Pagi harinya ditegur oleh Umar.
8.
Mempunyai keinginan untuk
selalu berpindah tempat tinggal dengan tujuan mendekatkan diri dengan rakyat,
makanya tidak punya istana megah.
Begitulah, blusukan tidak dalam rangka mencari perhatian,
dibuktikan dengan dilakukan saat sepi tanpa membawa awak media. Tidak memakan
biaya puluhan juta. Hasinya pun begitu nyata, bukan sekadar pencintraan saja.
No comments:
Post a Comment