Saturday 13 December 2014

Blusukan Umar bin Khattab



Hasil membaca buku Umar bin Khattab Karangan M Husain Haikal diterjemahkan oleh Ali Audah ( cet 4 tahun 2003), bab 22 Pemerintahan Umar bin Khattab sub bab Ketatnya Umar kepada diri sendiri dan baktinya kepada rakyatnya halaman 653.

1.       Pada masa pemerintahannya futuhat / penaklukan semakin meluas, namun itu semua tidak mengubah kesederhanaan Umar bin Khattab. Punya segudang prestasi, kerja nyata, menyejahterakan rakyat, tidak mau melihat rakyatnya sengsara, tidak memperkaya diri dan keluarga.

2.       Blusukan pada malam hari ditemani Aslam, bertemu dengan seorang wanita yang akan melahirkan namun kesulitan. Pulang memanggil istrinya untuk membantu proses kelahiran. Cekatan, tidak pake repot menyuruh anak buah. Memenuhi kebutuhan wanita tersebut dengan membawa sendiri barang bantuan yang akan dibawa.

3.       Menjumpai seorang wanita bersama anaknya yang terus menangis. Wanita tersebut menyapih anaknya meski seharusnya masih dalam masa susuan. Menyapih dengan alasan agar mendapat tunjangan karena kebijakan Umar b. Khattab yang memberikan tunjanga kepada anak yang sudah disapih. Umar benar-benar menyesal kebijakannya telah mendzalimi. Setelah itu Umar langsung mengubah kebijakannya. Ga pake lama, ga pake eyel-eyelan dengan DPR ( apalagi DPR nya penuh dengan oposisi), ga pake tebar wacana yang taka da hasil nyata. Jika terbukti mendzalimi dan melanggar hukum syara’ langsung kebijakan direvisi.

4.       Bertemu ibu yang merebus air untuk “membohongi” anaknya yang menangis dan kelaparan hingga akhirnta tidur karena lelah menangis. Umar langsung mengambil bahan makanan dan memanggulnya sendiri. Ga ribet dengan birokrasi untuk mengeluarkan barang.

5.       Mengangkat pejabat untuk mengajarkan kitabullah dan sunah Rasul. Bukan pejabat yang haus kekuasaan dan memperkaya diri. Jika ada pejabat yang diadukan rakyat, melanggar hukum Allah dan Rasulullah akan ditindak sendiri.

6.       Ali bin Abi Thalib pernah bertemu dengan Umar Bin Khattab yang berlarian mengejar unta sedekah. Benar-benar bertanggungjawab dengan amanah yang diemban, tidak suka obral janji apalagi membohongi.

7.       Pada suatu malam mengajak Abdurrahman bin Auf untuk ronda malam karena ada sekelompok orang mencurigakan dari pasar menuju kota yang diduga akan mencuri. Begadang sepanjang malam dengan Abdurrahman. Melihat seebuah rumah yang masih terang benderang menyalakan lampu padahal ada aturan pada jam malam lampu dimatikan. Ternyata ada sekelompok orang yang mabuk-mabukan. Pagi harinya ditegur oleh Umar.

8.       Mempunyai keinginan untuk selalu berpindah tempat tinggal dengan tujuan mendekatkan diri dengan rakyat, makanya tidak punya istana megah. 

Begitulah, blusukan tidak dalam rangka mencari perhatian, dibuktikan dengan dilakukan saat sepi tanpa membawa awak media. Tidak memakan biaya puluhan juta. Hasinya pun begitu nyata, bukan sekadar pencintraan saja.

No comments:

Post a Comment