Letusan
gunung Kelud pertengahan Februari lalu merupakan letusan yang luar biasa
menggemparkan. Hampir seluruh Pulau Jawa merasakan akibat letusan gunung ini.
Banyak yang penasaran, jika abunya saja bisa sampai melanglangbuana ke seluruh
pulau Jawa, bagaimana kondisi daerah sekitar Kelud. Maka tak heran jika banyak
orang ingin mengetahui dari jarak dekat bagaimana kondisi Gunung Kelud. Jadilah
banyak orang berbondong-bondong mengunjungi Gunung Kelud, di akhir pekan dan
hari libur jalanan menuju Gunung Kelud bertambah
ramai. Dan di media pun penggunaan istilah wisata bencana menjadi biasa. Memang
sebelum meletus pun Gunung Kelud sudah menjadi obyek wisata. Tetapi menjadi tak
biasa jika pengunjung juga hanya melihat-lihat daerah sekitar Kelud yang
terkena dampak material letusan. Daerah yang sebagian besar rumahnya tak utuh
lagi, pasir , kerikil dan batu berserakan dimana-mana menjadi obyek tontonan
gratis, hanya dinikmati saja. Mungkin ada yang bertujuan survey sebelum menggalang
bantuan, melakukan penelitian atau hanya sekadar ingin tahu saja.
Terlepas
apa pun tujuannya, jika berada di pihak yang menjadi korban, tentu satu hal
yang membuat sesak di dada. “ Melas mbak namung ditingali mawon, boten
bantu-bantu”, kata seorang penduduk yang kampungnya lumayan parah. Jika tidak
punya bantuan minimal bisa bantu bersih-bersih.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah saw bersabda : Siapa
yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan
dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan
siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan
baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah
akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya
selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk
mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang
berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan
mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka
ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi
malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan
dipercepat oleh nasabnya. ( Hadits Arbain no.36)
Lain
cerita, waktu itu hari tasyrik. Alhamdulillah sekolah dapat kambing kurban dari
salah satu keluarga guru. Daging dimasak dan dimakan bersama. Selesai acara,
mencuci beberapa peralatan, panci, wajan, piring. Nyucinya di halaman sekolah,
akibatnya air menggenang di halaman tapi saat itu musim kemarau jadi tidak
terlalu masalah, sore pasti sudah tidak becek. Saat cuci-mencuci berlangsung
ada salah seorang murid yang kurang hati-hati, bawa panci sambil nyanyi-nyanyi,
tidak lihat jalan becek di depannya. Tak dapat dihindari, dia terpelesat. Panci
jatuh dengan suara keras dan tubuhnya jatuh “nggeblak”. Sungguh tak menyangka
murid-murid lain malah menertawakan. Spontan teriak, “ Hush, bilang innalillahi.
Ada teman jatuh kok malah tertawa. Cepet dibantu!”. Ah…sebegitu lucunya hingga
mereka ringan tertawa. Jadi ingat waktu itu lagi terkenalnya acara opeje. Saya
pernah mencatat kronologi salah satu episode opeje, dalam jangka waktu
10menitan saja tindakan kekerasan berulangkali terjadi. Antem-anteman,
njongkrokne, ngeplak sirah, nginggati sampe jatuh, dll. Dan semuanya selalu
disambut gelak tawa penonton. Meski selalu ada tulisan “ Adegan hanya acting,
bahan yang digunakan tidak berbahaya” tapi tulisane ning pojokan tur cilik
banget, ga bakalan kewoco. Pemainnya guyon ngalor ngidul ben diguyu. Belum lagi
tayangan trap, jas por fun lan sakpanunggalane. Wong liyo soro kok malah
diguyu.
Celakalah bagi
orang yang melontarkan
suatu perkataan agar orang-orang
yang mendengarnya tertawa,
lalu ia berdusta. Celakalah, celakalah baginya. (HR. at-Tirmidzi; Beliau berkata, “Hadits ini
hasan”; AbĂ» Dawud,
Ahmad, ad-Darimi dan Baihaqi)
Sungguh ironi,
negeri ini adalah negeri muslim terbesar, tapi sangat jauh dari nilai-nilai
islam. Matre, hedonis, menjalani hidup sak karepe dhewe, opo wae dilakoni demi
uang dan ketenaran, mengagungkan kebebasan, menyandarkan perubahan pada
demokrasi. Blas, ga mambu Islam. Jadi #YukNgaji biar tahu islam lebih mendalam
dan bisa menerapkan hukum Allah di negeri tercinta ini karena bagaimana pun
juga #IndonesiaMilikAllah.
No comments:
Post a Comment