Monday 13 October 2014

Wisata Bencana dan Kecelakaan Lucu



Letusan gunung Kelud pertengahan Februari lalu merupakan letusan yang luar biasa menggemparkan. Hampir seluruh Pulau Jawa merasakan akibat letusan gunung ini. Banyak yang penasaran, jika abunya saja bisa sampai melanglangbuana ke seluruh pulau Jawa, bagaimana kondisi daerah sekitar Kelud. Maka tak heran jika banyak orang ingin mengetahui dari jarak dekat bagaimana kondisi Gunung Kelud. Jadilah banyak orang berbondong-bondong mengunjungi Gunung Kelud, di akhir pekan dan hari libur  jalanan menuju Gunung Kelud bertambah ramai. Dan di media pun penggunaan istilah wisata bencana menjadi biasa. Memang sebelum meletus pun Gunung Kelud sudah menjadi obyek wisata. Tetapi menjadi tak biasa jika pengunjung juga hanya melihat-lihat daerah sekitar Kelud yang terkena dampak material letusan. Daerah yang sebagian besar rumahnya tak utuh lagi, pasir , kerikil dan batu berserakan dimana-mana menjadi obyek tontonan gratis, hanya dinikmati saja. Mungkin ada yang bertujuan survey sebelum menggalang bantuan, melakukan penelitian atau hanya sekadar ingin tahu saja.
Terlepas apa pun tujuannya, jika berada di pihak yang menjadi korban, tentu satu hal yang membuat sesak di dada. “ Melas mbak namung ditingali mawon, boten bantu-bantu”, kata seorang penduduk yang kampungnya lumayan parah. Jika tidak punya bantuan minimal bisa bantu bersih-bersih.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah saw bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa  yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. ( Hadits Arbain no.36)

Lain cerita, waktu itu hari tasyrik. Alhamdulillah sekolah dapat kambing kurban dari salah satu keluarga guru. Daging dimasak dan dimakan bersama. Selesai acara, mencuci beberapa peralatan, panci, wajan, piring. Nyucinya di halaman sekolah, akibatnya air menggenang di halaman tapi saat itu musim kemarau jadi tidak terlalu masalah, sore pasti sudah tidak becek. Saat cuci-mencuci berlangsung ada salah seorang murid yang kurang hati-hati, bawa panci sambil nyanyi-nyanyi, tidak lihat jalan becek di depannya. Tak dapat dihindari, dia terpelesat. Panci jatuh dengan suara keras dan tubuhnya jatuh “nggeblak”. Sungguh tak menyangka murid-murid lain malah menertawakan. Spontan teriak, “ Hush, bilang innalillahi. Ada teman jatuh kok malah tertawa. Cepet dibantu!”. Ah…sebegitu lucunya hingga mereka ringan tertawa. Jadi ingat waktu itu lagi terkenalnya acara opeje. Saya pernah mencatat kronologi salah satu episode opeje, dalam jangka waktu 10menitan saja tindakan kekerasan berulangkali terjadi. Antem-anteman, njongkrokne, ngeplak sirah, nginggati sampe jatuh, dll. Dan semuanya selalu disambut gelak tawa penonton. Meski selalu ada tulisan “ Adegan hanya acting, bahan yang digunakan tidak berbahaya” tapi tulisane ning pojokan tur cilik banget, ga bakalan kewoco. Pemainnya guyon ngalor ngidul ben diguyu. Belum lagi tayangan trap, jas por fun lan sakpanunggalane. Wong liyo soro kok malah diguyu.
Celakalah  bagi  orang  yang  melontarkan  suatu perkataan agar orang-orang  yang  mendengarnya  tertawa,  lalu  ia  berdusta. Celakalah, celakalah baginya.  (HR. at-Tirmidzi; Beliau berkata, “Hadits  ini  hasan”;  AbĂ»  Dawud,  Ahmad,  ad-Darimi  dan Baihaqi)

            Sungguh ironi, negeri ini adalah negeri muslim terbesar, tapi sangat jauh dari nilai-nilai islam. Matre, hedonis, menjalani hidup sak karepe dhewe, opo wae dilakoni demi uang dan ketenaran, mengagungkan kebebasan, menyandarkan perubahan pada demokrasi. Blas, ga mambu Islam. Jadi #YukNgaji biar tahu islam lebih mendalam dan bisa menerapkan hukum Allah di negeri tercinta ini karena bagaimana pun juga #IndonesiaMilikAllah.

No comments:

Post a Comment