Ju’mat, 15 Agustus 2014
12.20 pm berangkat dari Pare
tujuan Kediri-Ngronggo – naik motor , Jika normal 45 menit sudah sampai.
Kondisi jalan agak sepi, masjid
belum selesai sholat Jum’at jadilah kecepatan miniml 60km/jam, jadi seharusnya maksimal
45 menit sudah sampai tujuan. Sudah pernah ke tempat tersebut dengan rute yang
berbeda. Maksud hati mencari rute terdekat, sudah mempersiapkan rute yang telah
diberikan.
Namun entah mengapa, saat tiba di
sebuah perempatan bingung harus belok kemana, akhirnya mengikuti perasaan.
Semakin jauh dan semakin bingung ada dimana, sedang menghadap ke arah mana.
Memandang sekeliling berusaha mencari tulisan jalan atau nama desa, mencari
bangunan yang mungkin mencolok, mencari sekolah yang mudah dikenali,menjumpai
sebuah SD tapi masih merasa bingung dan asing. Sama sekali tak terpikir telpon
atau sms karena benar-benar bingung, ini dimana ?
Akhirnya sampai pada tulisan selamat
jalan “KOTA KEDIRI” berhenti dan mencerna tulisan besar di atas jalan, artinya
jika terus akan semakin jauh meninggalkan kota Kediri tapi perasaan kok
harusnya semakin mendekat ke Kediri. Menyerah, bertanya “ arah UNISKA mana ya ?
“ insya Allah jika sudah ada di depan UNISKA bisa menyusun ingatan rute dari
awal lagi. Tapi tetap saja merasa ada yang salah,sempat su’dzon orang tadi
salah barangkali, kok belum sampai juga, berusaha mengingat sambil beberapa kali
berhenti dan bertanya. Akhirnya bertemu teman yang satu tujuan. Alhamdulillah.
Benar-benar menyesakkan dada, tak tahu arah dan salah menentukan belok
kanan-kiri karena ternyata jalan yang saya ambil salah kiri-kanan sejak awal.
Seharusnya belok kiri saya ambil kanan, harunya ke kanan saya ke kiri. Sampai
di tempat 13.22 pm jadi sudah muter-muter lebih dari satu jam.
Bukan pertamakali bingung ada
dimana, tapi beberapa kali, sepertinya terakhir “tersesat’ sekitar 4 tahun yang
lalu. Dari SMPN 2 Gurah harunya balik ke Pare tapi nyampe ke Puncu.
Sungguh rasanya tidak enak,
bingung, tak tahu harus kemana, membutuhkan energy, waktu dan biaya yang tidak
sedikit. Pernah mencoba untuk kembali ke awal, tapi namanya juga bingung tetap
tak bisa ke tempat awal, muter terus.
Seharusnya bisa dihindari jika
konsentrasi, memahami rute dengan cermat, tidak malu bertanya, tidak sekadar
menuruti perasaan, tidak sombong sok PeDe, menyiapkan sarana penunjang semisal
kompas, GPS dll.
Tersesat itu sengsara,
menyesakkan dada, membuat pusing kepala…
Padahal tersesat di jalan karena
bingung arah : Geographic disorientation.
Bagaimana jika tersesat dalam
menjalani kehidupan?
Tentu tak hanya sekadar sengsara
di dunia, tetapi juga di akhirat
Agar tidak tersesat dalam
menjalani kehidupan manusia membutuhkan pedoman hidup
Pastikan
apa yang kita lakukan ada pedomannya, bukan sekedar menuruti keinginan dan
perasaan.
Karena
hidup yang membuat Allah SWT maka tentu pedoman terbaik adalah pedoman dari
Allah, Al Quran dan As Sunah.
Menjalani
aktivitas mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi sesuai dengan aturan Allah
Segera
kembali ke jalan yang benar / taubat ketika salah arah, bertanya kepada orang
berilmu ketika tidak tahu
Dengan
begitu kemungkinan tersesat menjalani hidup peluangnya sangat kecil.
Tersesat
itu…
Tersesat
itu jika tidak melaksanakan apa yang telah ditetapkan Allah dan Rasulullah
Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak bagi perempuan yang mu'min,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat
yang nyata ( QS Al Ahzab [33] : 36)
Tersesat
itu jika tidak mau menggunakan hati-akal untuk memahami, tidak mau menggunakan
mata untuk melihat, dan tidak menggunakan telinga untuk mendengarkan: ayat-ayat Allah. Alias urip ning ndonya sak
karepe udele dhewe.
Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka
mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat , dan mereka mempunyai
telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar . Mereka itu bagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Agar tidak
tersesat…
Berpegang
teguh pada petunjuk. Menjalani semua petunjuk, tidak setengah-setengah
Punya
bekal ilmu, mencari tahu, berguru pada yang berilmu
Tidak
menuruti hawa nafsu, tunduk patuh pada hukum syariah Allah
#YukNgaji
No comments:
Post a Comment