Embuhlah, adoh men mikire. Yang pasti kapitalis itu masih butuh objek untuk dikapitalisasi. Lha kalau dimusnahkan ya ga punya kerjaan donk, ga ana sing diplokotho.
Tapi vaksin memang berpeluang dibisniskan, ini juga ga perlu heran, memang karakter ideologi Kapitalisme ya gitu, apapun selama mendatangkan materi ya dibikin bisnis, qimah insaniyah pikir mburi sing penting qimah madiyah, untung..untung...tambah kaya...tambah kaya.
Vaksin berbayar, ya ga usah heran juga, emang kebijakan pemerintah kapitalis ya gitu, lepas tangan. Beda jauh dengan khilafah yang total meriayah mengurusi urusan umat, ga itungan duit sama rakyatnya, asal rakyat sejahtera, selamat wis loooos dhooool khilafah akan menggelontorkan sebanyak mungkin dana demi menyelamatkan rakyatnya.
Saya vaksin, AZ 2x. Kok mau vaksin? Ikhtiar, persiapan tatap muka mengajar, walaupun sampai sekarang pjj terus.
Vaksin pertama bondho nekat, kipi 3 hari. Alhamdulillah vaksin kedua ga bonek, alhamdulillah tidak kipi. Padahal saat vaksin kedua tensi naik ke puncak gunung, sampe petugas screening kaget, padahal saya cuma mesem sambil bilang dalam hati, memang hipertensi kok, warisan ortu dan ga mikir pola makan, sing penting wareg.
Jadi sebelum vaksin ngisi ceklis kondisi (sedang tidak demam, flu. Tidak punya penyakit berat semisal asma, diabetes dsb), setelah itu cek tensi, cek suhu badan, jika masih standar lanjut ke vaksinasi jika gagal ya pulang, kebetulan saat vaksin ada yang pulang, karena sedang tidak fit.
Tapi ya gitu, bagi wong cilik yang ga kenal general cek up, ga pernah tahu berapa tensinya, berapa kadar gula, kadar asam urat dll ya bisa jadi merasa sehat ngisi ceklis sesuai perasaan ya bisa jadi seharusnya tidak layak menerima vaksin tetap vaksin. Bisa jadi kena kipi berat. Ini juga yang disalahkan bukan vaksin atau orangnya, tapi salahkan pelayanan kesehatan, mahal. Bikin rakyat kecil blas ga mikir general check up ya wajar ga ngerti kalau sebenernya tubuhnya tidak baik-baik saja.
Jadi kalau sekarang karut - marut juga ga usah heran lah, lha memang sistem kapitalisme itu bikin susah.
Makanya, ayo pake khilafah saja, ikhtiar jaga kesehatan, jaga dari penularan, jika pun tertular usaha biar tidak terdampak berat (salah satu ikhtiarnya vaksin). Yang terpenting tetap berjuang mendakwahkan khilafah, tetap #BanggaBicaraKhilafah karena #KhilafahAjaranIslam
Kediri, 16 Juli 2021
No comments:
Post a Comment