Saturday, 24 July 2021

Swab mandiri

 



Hidup di negeri seperti ini harus ekstra sabar dan berpikir jernih. Memang resiko hidup dalam sistem kapitalisme itu hidup  sempit di dunia, apalagi dalam kondisi pandemi, tambah stres.


Namun tak perlu khawatir jika kita seorang muslim, kita punya pedoman yang pasti tidak akan menyesatkan, Al-Qur'an dan Sunah.


Dalam hal wabah, jelas solusinya. Pisahkan antara yang sehat dengan yang sakit. Sakit dirawat dan dikarantina. Sehat tetap beraktivitas seperti biasa. Maka salah satu cara untuk mengetahui mana yang sehat dan sakit adalah dengan testing. Namun sayang di negeri kapitalis ini testing malah tidak maksimal. Bukannya dihandle oleh negara dan gratis, malah jadi lahan bisnis. Akhirnya tidak jelas mana yang sakit mana yang sehat, akibatnya rantai wabah akan terus terhubung.

Maka mau tidak mau, ketika kondisi mampu, atau yang mampu membantu yang tidak mampu maka testing itu perlu ketika gejala sakit wabah (covid) terjadi. Dengan testing bisa diambil langkah berikutnya. Positif segera ditindaklanjuti, negatif segera dipulihkan agar cepat sehat.


Sekali lagi, karena ini wabah. Harus ada kejelasan kondisi, maka testing, tracing, dan treatment wajib dilakukan secara maksimal. Bukan malah seperti saat ini, yang sakit otg dan yang sehat tak jelas, yang sakit tak tertangani, yang sehat aktivitasnya dibatasi , jelas akan terus menambah masalah.


Mungkin masih ada yang beranggapan, tak perlu testing, nanti di-covid-kan, iya kalau sakit mau isolasi mandiri, jika tidak mau sedangkan hasil test tidak ada kemudian tetap  "berkeliaran" kasihan yang tertular. Atau tidak mau test dan belum terbukti kontak erat dengan orang positif memutuskan isolasi mandiri, padahal bisa jadi negatif, ya malah tidak produktif. Serba terbolak-balik.


Maka solusinya apa? Tetap sabar, berpikir yang jernih, jangan mudah terprovokasi, cari informasi yang valid, perjelas informasi yang berpeluang hoax. Saling membantu kebutuhan materi, saling memberi, ringankanlah yang membutuhkan, bantu sekuat tenaga.


Dan yang terpenting adalah berjuang menegakkan sistem khilafah, sistem warisan Rasulullah, yang jelas berpijak pada Al Qur'an dan Sunah. Memberi solusi sesuai dengan aturan Dzat Yang Menciptakan manusia. Sistem. Yang dijalankan dengan mengedepankan keimanan dan ketakwaan. Sakit, ikhlas kan, ikhtiar itu secara personal. Sedangkan dalam tataran negara, negara memberikan pelayanan terbaik dan gratis. Yang sakit diurusi yang sehat diurusi. Mari bersama berjuang mewujudkan khilafah, minimal mendukung, dan jangan sampai menjadi penghalang. Yakin, hidup bahagia dunia akhirat dengan tunduk syariat sepenuhnya.

Friday, 16 July 2021

Vaksin, konspirasi kapitalis melumpuhkan umat islam?

 

Embuhlah, adoh men mikire. Yang pasti kapitalis itu masih butuh objek untuk dikapitalisasi. Lha kalau dimusnahkan ya ga punya kerjaan donk, ga ana sing diplokotho.


Tapi vaksin memang berpeluang dibisniskan, ini juga ga perlu heran, memang karakter ideologi Kapitalisme ya gitu, apapun selama mendatangkan materi ya dibikin bisnis, qimah insaniyah pikir mburi sing penting qimah madiyah, untung..untung...tambah kaya...tambah kaya.


Vaksin berbayar, ya ga usah heran juga, emang kebijakan pemerintah kapitalis ya gitu, lepas tangan. Beda jauh dengan khilafah yang total meriayah mengurusi urusan umat, ga itungan duit sama rakyatnya, asal rakyat sejahtera, selamat wis loooos dhooool khilafah akan menggelontorkan sebanyak mungkin dana demi menyelamatkan rakyatnya.


Saya vaksin, AZ 2x. Kok mau vaksin? Ikhtiar, persiapan tatap muka mengajar, walaupun sampai sekarang pjj terus.


Vaksin pertama bondho nekat, kipi 3 hari. Alhamdulillah vaksin kedua ga bonek, alhamdulillah tidak kipi. Padahal saat vaksin  kedua tensi naik ke puncak gunung, sampe petugas screening kaget, padahal saya cuma mesem sambil bilang dalam hati, memang hipertensi kok, warisan ortu dan ga mikir pola makan, sing penting wareg. 


Jadi sebelum vaksin ngisi ceklis kondisi (sedang tidak demam, flu. Tidak punya penyakit berat semisal asma, diabetes dsb), setelah itu cek tensi, cek suhu badan, jika masih standar lanjut ke vaksinasi jika gagal ya pulang, kebetulan saat vaksin ada yang pulang, karena sedang tidak fit.


Tapi ya gitu, bagi wong cilik yang ga kenal general cek up, ga pernah tahu berapa tensinya, berapa kadar gula, kadar asam urat dll ya bisa jadi merasa sehat ngisi ceklis sesuai perasaan ya bisa jadi seharusnya tidak layak menerima vaksin tetap vaksin. Bisa jadi kena kipi berat. Ini juga yang disalahkan bukan vaksin atau orangnya, tapi salahkan pelayanan kesehatan, mahal. Bikin rakyat kecil blas ga mikir general check up ya wajar ga ngerti kalau sebenernya tubuhnya tidak baik-baik saja.


Jadi kalau sekarang karut - marut juga ga usah heran lah, lha memang sistem kapitalisme itu bikin susah.


Makanya, ayo pake khilafah saja, ikhtiar jaga kesehatan, jaga dari penularan, jika pun tertular usaha biar tidak terdampak berat (salah satu ikhtiarnya vaksin). Yang terpenting tetap berjuang mendakwahkan khilafah, tetap #BanggaBicaraKhilafah karena #KhilafahAjaranIslam


Kediri, 16 Juli 2021

Saturday, 10 July 2021

Hati-hati, Flu Di-covid-kan?



6 April 2021 vaksin pertama AZ, tanpa persiapan. Menganggap seperti biasa saat injeksi. Malam hari demam, pusing, badan lemas, mual. Pagi demam hilang tinggal pusing dan lemas. H+2 tinggal sedikit pusing. H+3 alhamdulillah kembali normal. 


30 Juni vaksin kedua, menjaga stamina tubuh, minum vitamin alhamdulillah tidak ada kondisi seperti di vaksin pertama. 


2-3 Juli pusing luar biasa, badan sakit semua. 


4 Juli demam 


5 Juli saat masak bawang goreng gosong sama sekali tidak mencium baunya 


Hingga 9 Juli siang masih belum bisa mencium bau, sore sudah bisa mencium beberapa bau jika didekatkan ke hidung


7 Juli diare ringan

8 Juli diare parah


Mulai mencari info ke puskesmas, diminta swab antigen mandiri



9 Juli mencari tempat swab antigen di kota Kediri, mencari info di puskesmas terdekat, tidak melayani umum mandiri. Mencoba ke satu tempat terdekat, alat tes habis, biaya 190rb.Mencari informasi ke RS swasta terdekat, kuota harian penuh, 350 rb. Mencari informasi di lab agak jauh 300rb, pesan baru dibalas sudah siang, sudah capek mondar-mandir, sore ada acara. 



10 Juli pagi meluncur ke Pare, RSKK KTP Kabupaten Kediri 125rb, non Kabupaten Kediri 250rb


Alhamdulillah negatif, sejak awal sudah husnudzan, memang Juni Juli biasa sakit, hampir jarang berkerumun, insyaallah selalu pake masker saat keluar rumah, sedikit tidak khawatir 

sudah vaksin toh pun benar positif kemungkinan besar tidak  parah. Namun memang flu agak beda (tidak bisa mencium lama dan setelah batuk dada sesak, agak demam) , dan waspada khawatir benar positif dan menulari keluarga yang punya penyakit penyerta.


Kesimpulan flu biasa tidak di-covid- kan. Negatif ya negatif. 



Jadi tahu biaya swab antigen di beberapa tempat. Pantes ada yang bilang bisnis swab.


Kalau tidak malas masih ada tulisan lain. 

Kenapa swab antigen mandiri, dimana negara? 

Vaksin untuk apa? 

Biaya swab kenapa beda? 

Rakyat diurus siapa? 

Puskesmas ada untuk apa? 

Dsb...



Kediri, 10 Juli 2021


Saturday, 3 July 2021

Jangan Bosan Melakukan Kebaikan

 



Belajar, menambah ilmu tak jarang bilang bosan padahal baru sebentar


Membantu pekerjaan orang tua sering bilang bosan padahal ngegame di depan HP atau laptop seharian sedikitpun tak merasa capek


Cerewet terus mengingatkan agar salat , agar membantu orang tua, agar tidak main terus, agar tidak pacaran, agar rajin membaca Quran ternyata yang diingatkan cuek bebek seolah amnesia dan tuli, akhirnya merasa bosan mengingatkan. 



Bosan? Jangan sembarangan mengatakan bosan. Jika itu kebaikan jangan pernah bilang bosan dan akhirnya meninggalkan. Jika bosan, maka keistiqamahan gagal terjaga. Padahal istiqamah dalam kebaikan itu ciri diterimanya amal. 


Bosanlah bermaksiat, Bosanlah membuang waktu untuk hal tak bermanfaat

Bosanlah ketika semakin jauh mengingat akhirat


Istiqamah dalam kebaikan

Selalu menjaga keikhlasan 

Mengingat bahwa Allah itu Maha Sabar dan Allah selalu menyertai orang yang sabar


Jangan lelah beribadah 

Jangan lelah berdakwah

Jangan lelah berlomba dalam kebaikan


Semoga menjadi pengingat, tak ada yang sia-sia dengan sebuah kebaikan, keterikatan pada syariat pasti membawa manfaat baik di dunia maupun akhirat.


Kediri, 3 Juli 2021

Friday, 2 July 2021

Tentang Kamar Mandi



Kalau mau tahu kebiasaan, kepedulian, kedisiplinan, dan kebersihan seseorang, coba cek kamar mandinya. Bukan satu-satunya indikator penentu sih.



Apa saja yang perlu dilihat di kamar mandi?


Kebersihan, bau, tata letak barang


Ada kotoran tertinggal meski sedikit apalagi mengerak indikator orangnya jorok, tidak cermat, tidak peduli.


Ada sampah tidak pada tempatnya, pakaian kotor  tidak teratur, indikator orangnya tidak disiplin.


Kamar mandi bau, pengap, pesing, berlumut, indikator orangnya tidak punya kepedulian.



Perlengkapan mandi berserakan, sembarangan meletakkan, indikator orangnya jorok, tidak bertanggung jawab, kurang perhatian dengan thaharah alias kesucian, padahal thaharah ini penting banget, ga suci, thaharah tak peduli perlu dipertanyakan ibadahnya.



Ga sepakat? Ya ga apa-apa sih



Berikut beberapa tips seputar kamar mandi.


Baca doa sebelum masuk kamar mandi, minimal baca bismillah, dahulukan kaki kiri saat masuk, kaki kanan saat keluar. 

Gayung di atas, di luar air, gagang mudah dipegang, tangan tidak masuk ke air


Gayung dalam air, ketika tangan kotor rawan masuk tercampur ke air


Gayung, biasakan diletakkan di tempat yang mudah diambil, posisi tidak di dalam air. Agar cepat bisa diambil dalam keadaan darurat, semisal kebelet, BAB, BAK tak tertahan. Agar saat tangan kotor apalagi terkena najis tidak tercampur dengan air, tangan bisa memegang gayung tanpa tangan masuk ke air. Agar gayung lebih lama bersih, karena kalau di air terus - menerus lebih cepat berlumut dan kotor. Gayung di letakkan atas atau pinggir bak mandi dalam keadaan kosong, agar ketika jatuh air tidak tumpah, tidak mudah pecah.


Isi bak mandi selama mandi, jika masuk bak mandi dalam keadaan penuh tunggu sampai air terpakai  sebagian baru diisi. Agar ketika keluar bak mandi tetap terisi, dan yang memakai setelahnya sudah tersedia air. Juga antisipasi listrik mati terutama yang air tidak punya tandon, antisipasi pengguna setelahnya kebelet tak tertahan. Kasihan kalau kebelet ternyata air zonk. 


Sering membersihkan, menggosok lantai, WC, dinding dan bak mandi agar lumut tidak membuat licin. Ingat banyak yang tereleset di kamar mandi dan berakibat fatal, terutama jika ada balita atau lansia, pastikan lantai tidak licin

Matikan kran air ketika selesai dan hendak meninggalkan kamar mandi, sebelum keluar cek sekeliling, adakah yang tertinggal, sudah bersihkah WC, masih ada yang bau, masih berantakan dan lain sebagainya. Pastikan meninggalkan kamar mandi dalam keadaan bersih, rapi. Keluar dahulukan kaki kanan, baca hamdalah. 


Sebelum keluar, pastikan badan, kaki kering, perkirakan mandi air tidak keluar pintu agar tidak becek, agar najis tidak terciprat keluar. 


Keringkan kaki. 



Sering ganti kain keset di depan kamar mandi, pastikan bersih, kering, suci,  jika basah atau kotor segera cuci dan ganti dengan yang kering.



Kediri, 2 Juli 2021