اهْتَزَّ عَرْشُ الرَّحْمَنِ لِمَوْتِ سَعْدِ بْنِ
مُعَاذٍ
‘Arasy ar-Rahman bergetar karena kematian
Saad bin Muadz (HR
al-Bukhari dari Jabir ra).
Pertamakali penasaran dengan
sosok Saad bin Muadz adalah ketika mengkaji kitab Daulah Islam, Bab Dakwah di
Madinah ( di bab ini juga terpesona dengan duta pertama dalam Islam, Mushab bin
Umair, dan sampai sekarang pun masih penasaran dengan surah yang dibacakan
Mushab bin Umair di hadapan Usaid bin Hudhair dan Saad bin Muadz).
Saad bin Muadz, seorang tokoh di
Madinah
Kekuasaan dan kehebatannya tidak
membuat dia menolak hidayah
Sejak masuk Islam bertekad bulat
mempersembahkan hidupnya di jalan dakwah
Dalam Perang Uhud menjadi
pelindung Rasulullah
Dalam Perang Khandaq terus
bertahan meski terluka karena panah
Menjadi pemutus yang adil dalam
masalah pengkhianatan Bani Quraidzah
Tidak menginginkan mati sebelum
melaksanakan amanah terakhir
Ketika meninggal kebahagiaan di
wajahnya terukir
Meninggal di hadapan Rasulullah
yang turut hadir
Kematiannya menggetarkan arasy ar
Rahman
Bukti bahwa beliau bukan
orang sembarangan
Demi tegaknya Islam kedudukan dan
kekuasaan diserahkan
Tunduk pada syariat dan rela
bergabung dalam perjuangan
Tetap istiqamah hingga datangnya
kematian
Sungguh kemuliaan dan kebahagiaan
baginya
Menjadi pembela Islam adalah kebahagiaan
tiada tara
Layak mendapatkan balasan berupa surga
Dan kita pun bisa meneladaninya
Terus berjuang dan berkorban demi
ridho Allah ta’ala
Menapaki jejak Rasulullah dan
para sahabatnya
Hingga kematian yang akan
menghentikan langkah kita
Pare, 15 Oktober 2016
No comments:
Post a Comment