Dahulu saat kuliah hampir tidak pernah “berkeliaran” di
sekitar masjid kampus saat pelaksanaan atau selesai shalat Jumat. Namun karena
ada keperluan, melintasi masjid kampus saat buyaran shalat Jumat, subhanallah, banyak sekali jamaahnya. Dan
penampilan fisiknya pun tidak ada yang lusuh dan kumal, wajah-wajah lelaki yang
selesai ibadah ( Masjid Manarul Ilmi, ITS)
Juga jarang keluar rumah saat masjid dekat rumah buyaran
shalat jumat, namun sekali melihat, luar biasa, jalanan dipenuhi para lelaki. Dan
penampilan fisik mereka pun juga luar biasa, berpakaian rapi, bersarung,
berbaju koko, berkopyah, menyandang sajadah (Masjid Darul Falah, Tulungrejo
Pare)
Dan hari ini, berpapasan dengan ratusan santri dari sebuah
ponpes. Semuanya berkopyah dan berbaju koko putih, memakai sarung yang sama
corak dan warnanya, melangkah beriringan, sesekali bersenda gurau ( Masjid
Agung An Nuur Pare)
Setidaknya masih menjadi penyejuk mata, meski jumlahnya
masih jauh dari para penonton sepak bola, jauh dari penonton konser SID .
Sungguh menjadi pemandangan yang mengharukan, di saat gelar
umat terbaik begitu jauh di mata, di saat banyak pemuda yang tak peduli dengan agama
karena pengaruh sekularisme, meski itu hanya di hari Jumat dan hari tertentu
saja. Masih ada penampilan menyejukkan meski sebatas fisik saja.
Namun penampilan fisik saja belum cukup. Masih jauh dari
sosok mulia sahabat nabi.
Abu Bakar Ash Shidiq ucapan dan perbuatannya begitu mulia
Umar bin Khatab keberanian dan ketegasannya tiada tara
Utsman bin Affan ramah dan lemah lembut tiada duanya
Ali bin Abi Thalib gudang
ilmu yang bijaksana
Abdurrahman bin Auf mendermakan seluruh hartanya dan tetap
kaya
Mushab bin Umair lelaki tampan pelaksana shalat jumat
pertama
Saad bin Muadz yang kematiannya menggoncang Arsy Nya
Khalid bin Walid sang panglima keberaniannya bak singa
Khabab bin Arts menjadi sarana hidayah untuk Umar dengan
membaca surah Thaha
Abdullah bin Masud
dirindukan Rasulullah karena
merdunya suara
Itulah sebagian lelaki mulia yang mendukung perjuangan
Rasulullah bahkan banyak diantaranya sudah
dijamin masuk surga.
Mereka memang beruntung, mulia karena menjumpai Rasulullah
dalam hidupnya. Namun masih ada kesempatan untuk menjadi lelaki mulia diridhoi
ilahi dan dirindukan surga. Lelaki yang senantiasa berpegang teguh pada syariat
Allah dan Rasulullah, lelaki yang senantiasa melakukan perbaikan di saat yang
lainnya melakukan kerusakan.
Hadits yang diriwayatkan
dari Sahal bin
Sa’ad as-Saidi ra., Rasulullah saw. bersabda:
Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali
terasing sebagaimana mulainya,
maka berbahagialah orang-orang
yang terasing tersebut. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa
al-ghuraba ini?” Rasulullah
saw. bersabda, “Mereka adalah
orang-orang yang melakukan
perbaikanketika manusia sudah rusak.”
(Hadits ini diriwayatkan
oleh athThabrâni dalam al-Kabir).
Al-Ghuraba dalam hadits tersebut bukanlah para sahabat,
karena mereka datang setelah
ada manusia yang
merusak metode kehidupan yang
dibawa Rasulullah saw. Sedangkan para sahabat ra. Tidak merusak metode
kehidupan Rasul, dan metode tersebut belum
rusak di jaman para sahabat.
Maka berbagialah orang-orang yang terasing, tidak hanya
lelaki. Semua yang tetap berpegang teguh pada Islam, memperjuangkan Islam, menegakkan
Islam dalam bingkai khilafah. Di saat Islam diabaikan, di saat khilafah
dianggap sebagai pengkhianatan pada pahlawan. Di saat kapitalisme dan demokrasi
diamalkan padahal hanya mengantarkan pada kerusakan.