Monday 15 June 2015

Gembira di Surga






Mengawali bulan Juni 2015 dengan aktivitas yang sepertinya tidak tepat. Seharian penuh menuju dan berada di tempat rekreasi. Mencoba salah satu wahana yang menantang, namun berakhir dengan penyesalan. Alhamdulillah masih diberi keselamatan, entahlah harus menjawab apa ketika ditanya malaikat jika saat itu adalah saat ajal menjemput, mungkin akan malu sekali. Mati di wahana rekreasi L. Badan sakit semua, dan parahnya, badan tidak fit berhari-hari, capek sekali. Padahal awalnya hanya ingin mencoba. Tak ada salahnya sesekali mencoba. Begitulah, terkadang terlena dengan pikiran “ sesekali saja “, sesekali melakukan hal mubah (padahal tiap hari aktivitasnya hampir mubah semua), sesekali begini, sesekali begitu, padahal bisa jadi itu adalah kali terakhir nafas masih di kandung badan. Jika sedang beraktivitas wajib dan sunah insya Allah khusnul khatimah, jika sedang melakukan aktivitas mubah sungguh sia-sia, jika sedang melakukan aktivitas makruh sungguh merugi, jika sedang melakukan aktivitas haram sungguh celaka.
                                                            
Dan akhirnya memilih hanya melihat orang-orang yang menikmati main ini itu, naik ini itu, mengunjungi ini itu. Mereka menikmati dengan wajah ceria dan gembira.

Memang bukan hal terlarang memanfaatkan waktu untuk bergembira. Rasulullah saw juga pernah bermain bersama keluarga beliau, bermain bersama istri, bersama cucu. Akan menjadi ibadah selama yang dikerjakan tidak haram dan diniati untuk meraih ridha Allah, membahagiakan orang lain karena Allah SWT. Namun tetap tidak menjadikan kebahagiaan dan kegembiraan di dunia sebagai tujuan utama. Karena dunia ini fana, maka kegembiraan di dunia juga fana. Tetap mengingat, kegembiraan kekal hanyalah di surga. Jadi tak perlu risau jika kebahagiaan di dunia kadang tak terwujud, cukup pastikan aktivitas kita bernilai ibadah ( niat karena Allah SWT , sesuai dengan perintah Allah dan Rasulullah), pasti tidak akan sia-sia. Kebaikan sekecil apapun akan mendapat balasan dari Allah SWT. Balasan terindah adalah ijin Allah bagi kita untuk menikmati surga.

Dan di antara kenikmatan surga yang telah dijanjikan Allah SWT adalah :
1.       Kenikmatan surga berupa pakaian
2.       Kenikmatan surga berupa makanan dan minuman
3.       Kenikmatan surga berupa pasangan hidup
4.       Kenikmatan surga berupa pelayan
5.       Kenikmatan surga berupa perkakas
6.       Kenikmatan surga berupa suhu udara yang sedang
7.       Kenikmatan surga berupa perkara-perkara yang diinginkan
Dalil-dalilnya bisa dibaca dalam buku Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah Bab 13 : Merindukan Surga dan Berlomba dalam Kebaikan. Disertai dengan penjelasan golongan-golongan penghuni surga

Dan tak ada salahnya berusaha menjadi 4 golongan yang akan dirindukan surga :
1.       Orang yang membaca al qur’an dengan istiqamah dan  memahami isinya. Tidak hanya sekadar membaca saja tidak memahami atau malah jarang sekali
2.       Orang yang menjaga lisan. Berucap untuk beramar makruf, mencegah yang mungkar, menyampaikan nasehat.
3.       Orang yang memberi makan orang-orang yang lapar
4.       Orang yang berpuasa hanya karena Allah SWT
( Kajian Ahad Pagi Masjid Darul Falah, 7Juni 2015)

Mari berlomba-lomba dalam kebaikan. Kebaikan hakiki adalah menjalankan semua syariah Allah SWT. Melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang Allah SWT. Berlomba menuju ampunan Allah SWT yang balasannya surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Berlomba melaksanakan hukum yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri ( hukum seputar makanan, pakaian dan akhlak). Berlomba melaksanakan hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah  (ibadah dan akidah). Berlomba melaksanakan hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia (muamalah dan uqubat/sanksi). Dan juga berusaha berjuang mewujudkan sistem yang memungkinkan diterapkannya hukum Allah SWT, yaitu system khilafah. Fakta, system yang ada saat ini tidak mengijinkan kita menerapkan aturan Allah secara kaffah. Yang haram dibolehkan. Muamalah riba legal dimana-mana, minuman keras boleh diperjualbelikan, zina difasilitasi, acara gossip dibiarkan. Yang wajib dimubahkan bahkan ada yang dilarang. Sholat dibiarkan tidak sholat tidak apa-apa, puasa dibiarkan tidak puasa boleh-boleh  saja, berkerudung dilarang di instansi tertentu. 


Maka jangan menyepelekan perjuangan dan pengorbanan dalam mewujudkan sistem Islam, Khilafah. Sebuah aktivitas untuk mewujudkan sistem yang akan mengantarkan orang beriman untuk gembira di dunia dan akhirat. Sistem yang membuat orang senantiasa berlomba dalam kebaikan. Bukan sistem yang penuh persaingan, permusuhan dan penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan. Bukan system sekuler yang mencampakkan aturan Allah SWT, bukan system kapitalisme yang memberi kesempatan para pemilik modal menindas orang miskin, bukan system demokrasi yang mendewakan aturan buatan manusia.

Jangan mencukupkan diri dengan perapan syariat Allah secara parsial, terus berjuang agar aturan Allah SWT diterapkan secara total.

Selesai agenda #RapatdanPawaiAkbar, melanjutkan agenda dakwah, menuju Ramadhan 1436 H



Pare, 15 Juni 2015

No comments:

Post a Comment