Mengawali bulan Juni 2015 dengan
aktivitas yang sepertinya tidak tepat. Seharian penuh menuju dan berada di
tempat rekreasi. Mencoba salah satu wahana yang menantang, namun berakhir
dengan penyesalan. Alhamdulillah masih diberi keselamatan, entahlah harus
menjawab apa ketika ditanya malaikat jika saat itu adalah saat ajal menjemput,
mungkin akan malu sekali. Mati di wahana rekreasi L. Badan sakit semua, dan
parahnya, badan tidak fit berhari-hari, capek sekali. Padahal awalnya hanya
ingin mencoba. Tak ada salahnya sesekali mencoba. Begitulah, terkadang terlena
dengan pikiran “ sesekali saja “, sesekali melakukan hal mubah (padahal tiap
hari aktivitasnya hampir mubah semua), sesekali begini, sesekali begitu,
padahal bisa jadi itu adalah kali terakhir nafas masih di kandung badan. Jika
sedang beraktivitas wajib dan sunah insya Allah khusnul khatimah, jika sedang
melakukan aktivitas mubah sungguh sia-sia, jika sedang melakukan aktivitas
makruh sungguh merugi, jika sedang melakukan aktivitas haram sungguh celaka.
Dan akhirnya memilih hanya
melihat orang-orang yang menikmati main ini itu, naik ini itu, mengunjungi ini
itu. Mereka menikmati dengan wajah ceria dan gembira.
Memang bukan hal terlarang
memanfaatkan waktu untuk bergembira. Rasulullah saw juga pernah bermain bersama
keluarga beliau, bermain bersama istri, bersama cucu. Akan menjadi ibadah
selama yang dikerjakan tidak haram dan diniati untuk meraih ridha Allah,
membahagiakan orang lain karena Allah SWT. Namun tetap tidak menjadikan
kebahagiaan dan kegembiraan di dunia sebagai tujuan utama. Karena dunia ini
fana, maka kegembiraan di dunia juga fana. Tetap mengingat, kegembiraan kekal
hanyalah di surga. Jadi tak perlu risau jika kebahagiaan di dunia kadang tak
terwujud, cukup pastikan aktivitas kita bernilai ibadah ( niat karena Allah SWT
, sesuai dengan perintah Allah dan Rasulullah), pasti tidak akan sia-sia.
Kebaikan sekecil apapun akan mendapat balasan dari Allah SWT. Balasan terindah
adalah ijin Allah bagi kita untuk menikmati surga.
Dan di antara kenikmatan surga
yang telah dijanjikan Allah SWT adalah :
1. Kenikmatan surga berupa pakaian
2. Kenikmatan surga berupa makanan dan minuman
3. Kenikmatan surga berupa pasangan hidup
4. Kenikmatan surga berupa pelayan
5. Kenikmatan surga berupa perkakas
6. Kenikmatan surga berupa suhu udara yang sedang
7. Kenikmatan surga berupa perkara-perkara yang diinginkan
Dalil-dalilnya bisa dibaca dalam
buku Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah Bab 13 : Merindukan Surga dan
Berlomba dalam Kebaikan. Disertai dengan penjelasan golongan-golongan penghuni
surga
Dan tak ada salahnya berusaha
menjadi 4 golongan yang akan dirindukan surga :
1. Orang yang membaca al qur’an dengan istiqamah dan memahami isinya. Tidak hanya sekadar membaca
saja tidak memahami atau malah jarang sekali
2. Orang yang menjaga lisan. Berucap untuk beramar makruf, mencegah
yang mungkar, menyampaikan nasehat.
3. Orang yang memberi makan orang-orang yang lapar
4. Orang yang berpuasa hanya karena Allah SWT
( Kajian Ahad
Pagi Masjid Darul Falah, 7Juni 2015)
Mari berlomba-lomba dalam
kebaikan. Kebaikan hakiki adalah menjalankan semua syariah Allah SWT.
Melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang Allah SWT. Berlomba
menuju ampunan Allah SWT yang balasannya surga yang luasnya seluas langit dan
bumi.
Berlomba melaksanakan hukum yang
mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri ( hukum seputar makanan,
pakaian dan akhlak). Berlomba melaksanakan hukum Allah yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah (ibadah dan
akidah). Berlomba melaksanakan hukum Allah yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama manusia (muamalah dan uqubat/sanksi). Dan juga berusaha berjuang
mewujudkan sistem yang memungkinkan diterapkannya hukum Allah SWT, yaitu system
khilafah. Fakta, system yang ada saat ini tidak mengijinkan kita menerapkan
aturan Allah secara kaffah. Yang haram dibolehkan. Muamalah riba legal
dimana-mana, minuman keras boleh diperjualbelikan, zina difasilitasi, acara
gossip dibiarkan. Yang wajib dimubahkan bahkan ada yang dilarang. Sholat
dibiarkan tidak sholat tidak apa-apa, puasa dibiarkan tidak puasa
boleh-boleh saja, berkerudung dilarang
di instansi tertentu.
Maka jangan menyepelekan
perjuangan dan pengorbanan dalam mewujudkan sistem Islam, Khilafah. Sebuah
aktivitas untuk mewujudkan sistem yang akan mengantarkan orang beriman untuk
gembira di dunia dan akhirat. Sistem yang membuat orang senantiasa berlomba
dalam kebaikan. Bukan sistem yang penuh persaingan, permusuhan dan penghalalan
segala cara untuk mencapai tujuan. Bukan system sekuler yang mencampakkan
aturan Allah SWT, bukan system kapitalisme yang memberi kesempatan para pemilik
modal menindas orang miskin, bukan system demokrasi yang mendewakan aturan
buatan manusia.
Jangan mencukupkan diri dengan
perapan syariat Allah secara parsial, terus berjuang agar aturan Allah SWT
diterapkan secara total.
Selesai agenda
#RapatdanPawaiAkbar, melanjutkan agenda dakwah, menuju Ramadhan 1436 H
Pare, 15 Juni 2015
No comments:
Post a Comment