Pembagian Fi’il berdasarkan membutuhkan objek (maf’ul) atau tidak terbagi menjadi dua yaitu fi’il lazim dan muta’adi.
Zaid gembira , tidak membutuhkan objek (kata kerja
intransitif)
Aku menggembirakan Zaid, membutuhkan objek (kata kerja
transitif)
Jadi jika menemui fi’il muta’adi kita juga harus mencari
maf’ulnya. Maf’ul selalu terletak setelah fi’il dan I’rabnya adalah nashab.
Begitulah pembagian fiil berdasarkan membutuhkan objek atau
tidak.
Terkait dengan judul, sengaja mengambil salah satu contoh
fiil muta’adi yaitu artinya menggembirakan. Karena termasuk fi’il muta’adi maka
kata menggembirakan membutuhkan objek. Jadi ada pihak/ hal yang membuat gembira
dan juga ada pihak yang dibuat gembira.
Dan tadi malam lihat tayangan pembuatan klip kreatif Maroon
5 mendatangi 5 pernikahan, tampak dengan jelas semua yang didatangi terkejut,
bingung dan akhirnya tersenyum gembira.Mungkin rasanya bahagia… memang kreatif.
Jadi Maroon 5 telah menggembirakan minimal 5 pasang mempelai.
Juga ingat dengan yang terjadi
hari Selasa kemarin, pagi-pagi di kantor sekolah, menyapa salah satu teman guru
yang tasnya baru, “ Wah tasnya baru lagi bu…!”. Di luar dugaan teman guru
tersebut menjawab : “ Iya, semua bu guru dapat tas. Itu di meja njenengan juga
ada. Kemarin, ibunya Izza kelas 2 yang kasih”. Alhamdulillah…. Subhanallah…
he..he.. lebay.
Padahal kemarin sudah sempat
berdiri lama di seberang jalan. Dari Tamrin mau nyebrang ke jalan puskesmas
Pare, padahal kendaraan tidak terlalu rame. Sengaja tidak segera melangkahkan
kaki. Mengamati pegawai toko tas yang baru saja menggelar lapaknya. Dalam hati
juga bergumam,” Oooo ada toko tas to ning kene. Apa mampir aja ya, minimal
lihat-lihat dulu”. Dari sebulan kemarin ingin beli tas tapi belum keturutan.
Beberapa kali mampir toko tas tapi belum cocok, baik harga maupun modelnya.
Dalam angan ingin beli tas yang
agak feminim ( cangklong pundak n gak
gedhe-gedhe amat), pantes kalo dibawa ke undangan non formal. Beberapa kali
di-ece, mosok gawane tas kresek, dan sempat bingung kalo silahukhuwah ke tokoh,
tidak sopan pake tas ransel. Inginnya kecil dan kuat biar laptop dan
saudara-saudaranya tetap bisa masuk, tapi ternyata ukuran berbanding terbalik
dengan harga dan kualitas berbanding lurus dengan harga. Tas cilik tapi kok
larang men to..to.. tapi pantes sich kuat dan bahannya bagus. Dan selalu
berakhir dengan tidak jadi, belum urgent n eman duite…
Makanya ketika dapat hadiah tas
Alhamdulillah banget, dan tasnya sesuai dengan angan. Salah satu wali murid
telah menggembirakanku.
Begitu juga Ramadhan kemarin,
dapat undangan bukber. Menghadiri bersama ibu, ketika perjalanan berangkat
bilang ke ibu : “ Bu, nanti pulang mampir beli sate ya, pingin. Lama ga makan
sate”. Begitulah nikmatnya puasa rasanya mau apa saja, he..he.. padahal meski ga puasa juga tetap ingin sate.
Ternyata menu buka puasanya sate,
dan pulang juga dibawakan sate. Jadi yang ngundang bukber telah menggembirakan
saya.
Sekali lagi Alhamdulillah. Menurut
saya, ketika apa yang menjadi keinginan kita bisa terwujud apalagi dengan cara
yang tak terduga adalah sesuatu banget. Menggembirakan dan membahagiakan.
Sekali lagi menggembirakan itu
membutuhkan fail dan maf’ul, jadi mari berlomba-lomba untuk jadi fail alias
pihak yang menggembirakan orang lain karena kelak yang akan membalas kita
adalah Allah SWT, dan tentu saja balasan itu akan lebih membuat kita gembira,
surga yang hanya bisa dibuka dengan kunci dua kalimat syahadat.
Dan tentu saja menggembirakan
tidak hanya dengan materi. Bisa juga dengan ilmu, nasihat, mendoakan dll. Jadi
mikir, sudah pernah menggembirakan siapa ya ?
Pare, 16 Januari 2015