Wednesday 14 March 2012

TIM SUKSES


Heboh kasus Nazarudin semakin merembet ke nama-nama lain di PD, orang2 yang mengaku menerima uang dari tim sukses Anas mulai berkicau.
Jadi  ingat dengan sebuah realita yang benar2  tjd saat pilkades di desa sebelah. Bukan konspirasi tapi sudah menjadi tradisi… tradisi dalam system demokrasi kapitalis.

Dalam pemilihan Kepala Desa yang sejak dulu dipilih secara langsung oleh warga tidak dipungkiri akan ada tim sukses dari masing-masing calon. Berdasarkan fakta di lapangan setidaknya akan ada tiga macam tim sukses.

1.       Tim sukses sejati, yaitu tim sukses yang  “sok ikhlas” berusaha calon yang didukungnya bisa  menang. Tim sukses ini berusaha berkampanye dan mendukung calon dengan cara yang relative santun. Tim ini tidak terlalu neko-neko. Bisa  dibilang masih memegang aturan main persaingan sehat antar calon. Tapi jeleknya, meski gajah di pelupuk mata tetap saja tak tampak  alias jika calon yang didukungnya punya “kecacatan” tak akan peduli. Cinta mati… gitchu…lhoooh….

2.       Tim sukses “matre”. Tim sukses ini mendukung calon tertentu yang berpeluang besar akan memberikan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang sebesarnya jika calon yang didukungnya kelak menang. Tim ini sangat perhitungan, untung rugi menjadi pertimbangan. Kontrak kepentingan adalah syaratnya. Sebagai support terhadap calon yang didukungnya, tim ini akan memberikan suntikan modal kampanye yang tidak sedikit. Obral sana-sini atas nama calon yang didukung. Tapi jika calonnya menang… dia tinggal menuai  hasil… menuntut balas jasa….minta kedudukan ini, memuluskan usahanya yang itu…meminta proyek ini itu…


3.       Tim sukses “terlaknat”. Tim sukses ini sama sekali tidak punya ikatan emosional dengan calon mana pun, tidak punya ikatan kepentingan dengan salah satu calon. Tapi tim sukses ini juga sangat berpengaruh terhadap kemenangan salah satu calon. Di desa ada istilah “BOTOH”… yaitu ungkapan untuk orang2  yang memanfaatkan momen pilkades untuk mengundi nasib alias judi alias taruhan. Hampir mirip dengan bandar judi, tapi mereka spesialis taruhan kalo ada event2. Tiap botoh menjagokan satu calon, mempertaruhkan siapa yang menang, mempertaruhkan siapa yang kalah, mempertaruhkan urutan perolehan suara dll. Namanya saja tim sukses terlaknat… menghalalkan cara adalah langkah yang mereka ambil. Black campaign untuk membuat kalah, fitnah sana sini, tebar pesona mengunggulkan calon, membeli suara agar calon kalah, membeli suara agar calon menang. Tujuannya hanya satu agar apa yang dia pertaruhkan terwujud. Hasilnya minimal puluhan juta akan didapatkan jika dia menang taruhan. (logikanya taruhan pilkades saja puluhan juta, pilbub ratusan juta, pilgub milyaran, pil ketua parpol puluhan milyar, so pilpres trilyunan gitu too…). Bisa jadi serangan fajar, black campaign, penjegalan lawan adalah pekerjaan tim sukses terlaknat ini. Calon sama sekali tidak tau apa2. Tidak ada kontrak politik dengan calon.

4.       Silakan kalo mau nambah, mungkin punya analisis lain….

Begitulah sifat system demokrasi kapitalis, hanya menciptakan orang2 yang terikat dengan kepentingan bukan pada aturan karena memang tidak ada lawan atau kawan abadi yang ada adalah kepentingan abadi, sama2 menguntungkan… Yang penting menang, berkuasa dan mengembalikan modal…

Dalam kasus Nazarudin, Anas, dan PD silakan memetakan , termasuk tim sukses yang no brp Nazarudin bg Anas… begitu juga dgn nama2 lain yg dulu begitu membela Anas tp skrag malah menjauh bahkan menyerang balik…

No comments:

Post a Comment