Saturday 23 January 2021

Musibah Silih Berganti Saatnya Muhasabah Negeri

 

       Pesawat jatuh, gempa bumi, banjir, tanah longsor, gunung meletus datang bertubi-tubi di awal tahun 2021. Memang bencana adalah kehendak Tuhan karena tak ada satupun peristiwa di dunia ini terjadi tanpa kehendak-Nya, maka manusia wajib menerima dengan ikhlas semua yang menimpa dirinya, termasuk musibah. Namun di sisi lain manusia juga harus mengevaluasi pemicu terjadinya bencana atau setidaknya menyiapkan segala sesuatu untuk memperkecil dampak negatif bencana.

       Gempa bumi sering datang tiba-tiba namun upaya untuk meminimalisir korban dengan memastikan bangunan yang dibuat tahan gempa atau ramah gempa, teknis evakuasi yang cepat dan ketersediaan fasilitas medis juga kecukupan pangan adalah hal yang bisa dipikirkan manusia, maka pada wilayah inilah manusia wajib berusaha. Dan yang tak kalah pentingnya adalah tindakan recovery semua bidang, jadi korban bisa secepatnya kembali ke kondisi normal, bukan malah ditinggalkan dan dibiarkan menderita sendiri

       Apalagi banjir dan tanah longsor, tanda primernya sangat mudah dikenali, diantaranya curah hujan di atas normal, hilangnya daerah resapan, dan  rusaknya lingkungan.

       Seharusnya musibah banjir dan tanah longsor lebih mudah diantisipasi. Namun sayang, musibah berupa bencana alam yang sering memakan korban ini seolah tak begitu mendapat perhatian dari penguasa. Jika ada, itu pun belum maksimal, tidak sebanding dengan perhatian untuk terus mengeksploitasi alam atas nama pembangunan dan investasi yang jelas hanya menguntungkan para pemilik modal.

       Hal ini wajar dalam sistem kapitalisme, apapun yang mendatangkan keuntungan materi meski itu hanya dinikmati segelintir rakyat lebih diperhatikan daripada urusan seluruh rakyat semisal antisipasi bencana dan penanggulangan bencana yang secara hitungan malah menguras keuangan negara.

       Oleh karena itu, datangnya musibah yang bertubi-tubi seharusnya menjadi bahan evaluasi untuk semua, mengevaluasi perilaku individu, masyarakat hingga kebijakan penguasa. Dan evaluasi yang hakiki adalah benar-benar menyadari bahwa musibah ini tidak terjadi tanpa tujuan, setidaknya menyadari bahwa manusia sangat lemah, berikutnya berusaha maksimal mencari penyebab datangnya musibah yang bisa jadi merupakan teguran sekaligus hukuman dari Allah agar manusia mengingat kembali semua kesalahan yang telah dilakukan. Muhasabah diri, jangan-jangan ini terjadi karena banyaknya kemaksiatan di muka bumi, yang tentu solusinya adalah bertaubat dan kembali taat pada syariat Allah.

No comments:

Post a Comment