Sunday 12 June 2016

Alangkah Ironi Negeri Demokrasi Sekular Ini



Film "Alangkah Lucunya Negeri Ini", hanya menonton sebentar, saat Bang Syamsul dikenalkan oleh Bang Muluk sebagai sarjana pendidikan yang akan mengajari anak-anak pencopet tentang pentingnya pendidikan. Hingga selesai, sedih dan menitikkan air mata saat Bang Muluk ditangkap satpol PP. Pesimis dengan kalimat penutup yang diambil dari UUD .

Sebuah pengorbanan untuk mengubah jalan hidup para pencopet, namun lagi-lagi tak bisa banyak berbuat. Tetap saja terjebak dalam system demokrasi secular kapitalistik. Demokrasi, hanya memperalat suara rakyat untuk membuat hukum sesuai hawa nafsu. Sekular, mengambil syariat hanya sebatas yang diinginkan, membuang yang lain padahal harusnya semua diamalkan. Kapitalistik, hanya menjadikan dunia sebagai orientasi, mengukuhkan para pemilik modal menenggelamkan kaum lemah.

Dan insya Allah hingga detik ini masih meyakini, hanya dengan system khilafah saja perubahan menjadi lebih baik akan terwujud. Ya, ujung-ujungnya akan selalu mengajak  umat Islam untuk memperjuangkan khilafah. Bukannya menutup  mata, tak peduli dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan umat. Menjumpai dalam kehidupan fakta yang membuat sedih tak terperi. Pernah mengenal anak yang mengemis, mengamen, merokok dan terindikasi suka mencuri. Dan sekarang lebih sering menghabiskan waktu di lampu lalu lintas. Mengenal juga anak yang sering tidak masuk sekolah. Bantu ibunya mencari nafkah, kerja di pembibitan, memulung. Memanfaatkan waktu luang dengan mencari rumput, hampir tidak pernah bermain.

Insya Allah tidak hanya berdiam diri atau bahkan tak peduli. Berusaha mengembalikan pada solusi Islam. Solusi Islam yang bisa dilakukan sebagai individu, solusi yang menuntut kepedulian dari masyarakat, solusi yang membutuhkan peran Negara. Karena memang penerapan hukum Islam tegak atas tiga pilar. Individu yang bertakwa, masyarakat yang saling menolong, menasehati beramamar makruf nahi munkar, dan Negara yang mengurusi urusan rakyat, menjadi perisai bagi rakyat.

Kembali dengan masalah yang mendera negeri ini, salah satunya kemiskinan. seolah sulit sekali bagi orang miskin untuk bisa hidup tenang dan nyaman menjadi hamba Allah yang mendedikasikan hidup untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Secara fakta negeri ini memang tidak berhukum pada syariat Allah, negeri ini memilih jalan demokrasi untuk membuat aturan. Kapitalisme begitu mencengkeram pemikiran rakyat, seolah hidup ini hanya demi bertahan saja dari kondisi yang semakin menghimpit, seolah tak ada sedikitpun ruang untuk berpikir tentang bagaimana kehidupan di  akhirat.

Kemiskinan memang bisa muncul dalam system apapun, namun peluang kemiskinan sistemik sangat besar dalam system kapitalisme. Namun yang pasti, Islam bisa menyelesaikan masalah kemiskinan. Masalahnya tinggal kita mau mengambil solusi tersebut atau malah mengabaikan dan bahkan mencampakkan serta menganggapnya utopis belaka.

Memang untuk sekadar meyakini bahwa Islam bisa menjadi solusi atas semua masalah tidak mudah, apalagi hingga memperjuangkan Islam tegak dalam bingkai khilafah. Itu semua membutuhkan usaha, usaha untuk meyakinkan diri sendiri, mencari ilmunya, mengkaji Islam, usaha untuk mengajak orang lain untuk sama-sama meyakini dan bergabung dalam barisan perjuangan. Maka, keseriusan dan kesungguhan untuk terus mengenal Islam dan khilafah harus dilakukan. Sabar dan ikhlas meniti jalan ilmu dan dakwah, berpikir jernih dengan tuduhan rendahan. Benar-benar menimbang, tidak mudah terbawa arus. Dan itu akan terjaga ketika kita berada dalam lingkungan dan jamaah yang juga terus memberikan arahan. Maka merubahlah bersama jamaah dakwah yang menjaga keistiqamahan untuk selalu menjadikan kehidupan ini diatur dengan aturan Allah semata.

Tidak banyak yang bisa dijelaskan melalui tulisan ini, seharusnya menyediakan waktu khusus untuk mengobrol serius membicarakan permasalah dalam hidup ini. Membicarakan Islam dari A sampai Z. Sedikit-demi sedikit menguatkan diri, membekali dengan ilmu, berdakwah di tengah masyarakat dan memperjuangkan Negara yang akan menerapkan Islam kaffah.

#YukNgaji


Pare, 12 Juni 2016

No comments:

Post a Comment