Tuesday 15 December 2015

Penerangan – الإِعْلَامُ


Beberapa hari ini sering nonton acara TV saat malam hari, acaranya lebih banyak seputar menyanyi, sinetron yang settingnya sekolah tapi tak berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar, reality show, gossip, obrolan dan guyonan bersama seleb. Bisa dibilang TV banyak dihiasi acara yang tidak mungkin akan membuat kondisi bangsa ini menjadi bangkit, menjadi umat terbaik. Hampir semuanya hanya bersifat hiburan. Bahkan cenderung melalaikan. Acara yang tak kan bisa membuat anak-anak kita smart, cakap dalam kehidupan, siap mengemban amanah di pundak. Padahal ini musimnya ujian dan seleksi olimpiade matematika-sains. Rasane abooot banget nyinauni, nyanyian dan cerita sinetron lebih nyanthol di ingatan. 

Acara TV lebih mengekspos dunia selebritis dan kehidupan artis. Menjadi artis idola, terkenal, dan bergelimang harta seolah menjadi kehidupan yang ideal. Atau TV lebih dihiasi informasi  latah, booming sesaat kemudian menguap begitu saja. Bahkan terjebak pada pengalihan dari focus utama. Misal, kasus MKD-DPR. Mbulet saja. Penuh dengan ketidakjujuran dan sesumbar. Padahal ada masalah yang lebih penting, apakah pemerintah yang diwakili oleh menteri ESDM bisa tegas mengakhiri kontrak Freeport. Tidak menelikung, tiba-tiba dengan legal Freeport mengantongi ijin perpanjangan kontrak. 

Belum lagi dengan internet, informasi hoax begitu mudah menyebar. Penggunanya tak berpikir panjang tentang kebenaran berita. Menarik, bermanfaat untuk banyak orang, menjatuhkan lawan, maka sebar saja. Jadi ingat himbauan air garam dalam baskom ketika kabut asap, begitu viral menyebar. Seolah pelajaran IPA di SD tentang daur air sama sekali tak ingat. Atau berita lintah dalam kangkung. Belum lagi penyebaran foto-foto yang penuh fitnah tanpa mencari kebenarannya terlebih dahulu. 

Semuanya, hasil dari kebebasan yang kebablasan. Kebebasan berperilaku, kebebasan berpikir, kebebasan mengakses informasi. Bebas tanpa terikat pada aturan dari Sang Pencipta. 
Sangat jauh berbeda dengan suasana dalam sitem Islam, Khilafah. Dalam Sistem Khilafah, ada struktur Negara yang menangani maslah informasi, yaitu Penerangan – الإِعْلَامُ. Instansi ini bertanggung jawab atas semua informasi yang beredar dalam Negara. Instansi yang akan menjaga kewibawaan Negara, instansi yang bisa menjaga akal warga negaranya, instansi yang akan mencerdaskan dan menguatkan akidah warganya. Tidak semua informasi diumbar begitu saja. 

Sebagaimana Rasulullah saw, terkadang menyembunyikan strategi Negara, terkadang menyampaikan dengan terang-terangan. Kebijakan terkait Perjanjian Hudaibiyah dan Fathul Mekkah tidak dijelaskan dengan gamblang. Namun kebijakan dan strategi Perang Tabuk diumumkan terang-terangan jauh-jauh hari. 

Penerangan Daulah tetap memberikan kebebasan kepada warga negaranya untuk memberi dan mendapat informasi. Namun tetap dengan menggunakan batasan Islam sebagai rambu-rambunya. Informasi ghibah alias gossip, menyampaikan ide sesat,ide kufur akan dilarang. Karena memang syariat tidak memperbolehkan. Namun informasi yang bisa mengembangkan IPTEK, menguatkan ketaatan kepada Allah SWT tetap diperbolehkan. 




Pare, 15 Desember 2015

No comments:

Post a Comment