Saturday 9 April 2016

Ketergantungan Pada Wasilah

Ada 71 aplikasi tapi hanya beberapa saja yang sering dipakai.

Note tersimpan 16 Juni 2012

Wasilah adalah sarana yang bersifat fisik, yang biasa digunakan untuk melaksanakan aktivitas. Bisa dikatakan wasilah ini bersifat membantu menyelesaikan sebuah aktivitas. Wasilah bisa berganti-ganti sesuai dengan kemajuan teknologi. Sebagai contoh sarana komunikasi.  Dahulu sarana komunikasi masih sangat sederhana. Sekarang sudah semakin canggih, dengan kecanggihan tersebut seharusnya semakin membuat segala sesuatu menjadi begitu mudah. Namun bagaimana jika yang terjadi adalah ketergantungan pada sarana ? Akankah tetap menjadi mudah?
Dahulu ketika membuat janji dengan seseorang, jarang sekali membatalkan atau bahkan tidak pernah. Karena sulit membatalkan janji, belum ada ponsel belum bisa sms. Kalau mau membatalkan ya harus ketemuan. He..he..membatalkan janji pertemuan dengan harus bertemu dahulu ya mending pertemuan untuk membatalkan digunakan untuk merealisasikan janji to ???
Namun ketika sarana komunikasi begitu mudah, membatalkan janji juga begitu mudah.
“ Maaf saya ga jadi ke sana ada perlu”
“ Maaf bagaimana kalo pertemuannya diundur “
“ Maaf  besok saya ga bisa datang”
De el el...
Dahulu ada buku alamat untuk mencatat alamat dan no telp atau no ponsel, namun ketika ada HP dg fitur lengkap, semua janji,  no HP, alamat, no rek dengan mudah disimpan di HP akhirnya buku alamat dan note saku pun diabaikan.
Fatalnya ketika HP hilang atau rusak, hilang pula info-info yang tersimpan di HP. Akhirnya kalang kabut...
Oleh karena itu, meski kita punya HP, notebook, laptop dan sarana-sarana lain yang berfungsi sebagai penyimpan informasi back up data sangatlah penting. Minimal kita punya salinan berupa print out atau tulisan tangan. Sebelum nasi menjadi bubur, mari membiasakan memback up data yang kita punya, dengan berbagai cara tentunya.
NB : Note ini saya buat krn hbs dapat musibah. HP rusak padahal weekend biasanya banyak agenda. Ada banyak no yang tersimpan di memori HP dan belum sempat menyalin, padahal biasanya kalau dapat no baru langsung salin ke buku telp L .

Note end.

Dan sekarang, wasilah semakin berkembang. Smartphone sudah ada dalam genggaman tiap orang. Namun saya pribadi jujur belum mengoptimalkan semua aplikasi. Bisa dibilang masih kalah smart dengan smartphone. Dahulu , masih suka nguthek-nguthek, nyoba atur settingan. Sekarang paling-paling hanya memanfaatkan beberapa aplikasi saja. Terutama yang berhubungan dengan penyimpanan data. Menyimpan data baik online maupun offline mempermudah akses di mana pun kita berada. Medsos yang aktif hanya fb yang terhubung dengan twitter. WA untuk tulisan panjang, foto yang harus segera diedi t- upload, dan hanya tergabung dengan 2 grup saja,. Imel pertama kali di yahoo masih aktif, tambah lagi 2 imel di google. Untuk akun pribadi dan ngurus blog. Sudah itu saja.  Pernah ditanya pin BBM, cuma nyegir saja, ga punya.

Dan smartphone yang lumayan bagus harganya di atas satu juta, harga yang lumayan tinggi bagi saya. Jadi ketika ingin punya benda yang lumayan mahal sudah berencana sejak lama,karena harus nabung dulu. Dan benar-benar mikir, punya benda tersebut manfaatnya apa, kontribusi untuk dakwah dan akhirat  apa. Bukannya sok suci, tapi khawatir saja pas nanti ditanya di akhirat ga bisa jawab. Lebih malu lagi punya gadget dengan harga selangit  tapi masih berat  bersedekah, masih pelit mengeluarkan infak, masih mikir seribu kali ketika ada kesempatan beramal di jalan kebaikan.

Jangan jadi orang matre, menjadikan apa yang kita miliki semata untuk mendapatkan keuntungan yang bersifat materi saja. Apapun dipertimbangkan untung rugi materinya. Harta hanya untuk modal dunia saja, sayang.  Apalagi punya sesuatu hanya karena tren semata, rugi.

Semoga apapun yang kita miliki bisa membuat kita semakin paham dengan tujuan hidup, semakin memudahkan kehidupan abadi di akhirat kelak. Amin.





Pare, 9 April 2016

No comments:

Post a Comment