Ada 71 aplikasi tapi hanya beberapa saja yang sering dipakai.
Note tersimpan 16 Juni 2012
Wasilah
adalah sarana yang bersifat fisik, yang biasa digunakan untuk melaksanakan
aktivitas. Bisa dikatakan wasilah ini bersifat membantu menyelesaikan sebuah
aktivitas. Wasilah bisa berganti-ganti sesuai dengan kemajuan teknologi.
Sebagai contoh sarana komunikasi. Dahulu
sarana komunikasi masih sangat sederhana. Sekarang sudah semakin canggih,
dengan kecanggihan tersebut seharusnya semakin membuat segala sesuatu menjadi
begitu mudah. Namun bagaimana jika yang terjadi adalah ketergantungan pada
sarana ? Akankah tetap menjadi mudah?
Dahulu
ketika membuat janji dengan seseorang, jarang sekali membatalkan atau bahkan
tidak pernah. Karena sulit membatalkan janji, belum ada ponsel belum bisa sms.
Kalau mau membatalkan ya harus ketemuan. He..he..membatalkan janji pertemuan
dengan harus bertemu dahulu ya mending pertemuan untuk membatalkan digunakan
untuk merealisasikan janji to ???
Namun
ketika sarana komunikasi begitu mudah, membatalkan janji juga begitu mudah.
“ Maaf
saya ga jadi ke sana ada perlu”
“ Maaf
bagaimana kalo pertemuannya diundur “
“
Maaf besok saya ga bisa datang”
De
el el...
Dahulu
ada buku alamat untuk mencatat alamat dan no telp atau no ponsel, namun ketika
ada HP dg fitur lengkap, semua janji, no
HP, alamat, no rek dengan mudah disimpan di HP akhirnya buku alamat dan note
saku pun diabaikan.
Fatalnya
ketika HP hilang atau rusak, hilang pula info-info yang tersimpan di HP.
Akhirnya kalang kabut...
Oleh
karena itu, meski kita punya HP, notebook, laptop dan sarana-sarana lain yang
berfungsi sebagai penyimpan informasi back up data sangatlah penting. Minimal
kita punya salinan berupa print out atau tulisan tangan. Sebelum nasi menjadi
bubur, mari membiasakan memback up data yang kita punya, dengan berbagai cara
tentunya.
NB
: Note ini saya buat krn hbs dapat musibah. HP rusak padahal weekend biasanya
banyak agenda. Ada banyak no yang tersimpan di memori HP dan belum sempat
menyalin, padahal biasanya kalau dapat no baru langsung salin ke buku telp L .
Note
end.
Dan
sekarang, wasilah semakin berkembang. Smartphone sudah ada dalam genggaman tiap
orang. Namun saya pribadi jujur belum mengoptimalkan semua aplikasi. Bisa dibilang
masih kalah smart dengan smartphone. Dahulu , masih suka nguthek-nguthek, nyoba
atur settingan. Sekarang paling-paling hanya memanfaatkan beberapa aplikasi
saja. Terutama yang berhubungan dengan penyimpanan data. Menyimpan data baik
online maupun offline mempermudah akses di mana pun kita berada. Medsos yang
aktif hanya fb yang terhubung dengan twitter. WA untuk tulisan panjang, foto
yang harus segera diedi t- upload, dan hanya tergabung dengan 2 grup saja,. Imel
pertama kali di yahoo masih aktif, tambah lagi 2 imel di google. Untuk akun
pribadi dan ngurus blog. Sudah itu saja.
Pernah ditanya pin BBM, cuma nyegir saja, ga punya.
Dan
smartphone yang lumayan bagus harganya di atas satu juta, harga yang lumayan
tinggi bagi saya. Jadi ketika ingin punya benda yang lumayan mahal sudah
berencana sejak lama,karena harus nabung dulu. Dan benar-benar mikir, punya
benda tersebut manfaatnya apa, kontribusi untuk dakwah dan akhirat apa. Bukannya sok suci, tapi khawatir saja pas
nanti ditanya di akhirat ga bisa jawab. Lebih malu lagi punya gadget dengan
harga selangit tapi masih berat bersedekah, masih pelit mengeluarkan infak,
masih mikir seribu kali ketika ada kesempatan beramal di jalan kebaikan.
Jangan
jadi orang matre, menjadikan apa yang kita miliki semata untuk mendapatkan
keuntungan yang bersifat materi saja. Apapun dipertimbangkan untung rugi
materinya. Harta hanya untuk modal dunia saja, sayang. Apalagi punya sesuatu hanya karena tren
semata, rugi.
Semoga
apapun yang kita miliki bisa membuat kita semakin paham dengan tujuan hidup,
semakin memudahkan kehidupan abadi di akhirat kelak. Amin.
Baca juga : Kolektor, Beti Sama Siti
Pare,
9 April 2016
No comments:
Post a Comment