Tersimpan
1 juni 2012
Lagi
trend sinetron dengan tokoh remaja yang selalu pake seragam, setting tempat
hampir selalu di sekolah tapi sama sekali tidak mencerminkan aktivitas di
sekolah.
Sebuah
soal matematika kelas 6
Untuk
anak pandai dengan kemampuan tinggi, soal yang sangat mudah. Tidak ada satu
menit sudah selesai. Namun realitanya, dalam satu kelas selalu ada yang
kemampuannya biasa-biasa saja. Bahkan sangat dibawah biasa.
Ketika
menjelaskan cara pengerjaan soal tersebut untuk cara biasa normal tidak patas
akan ada banyak pendahuluan agar mereka merasa mudah(jika kemampuan anak di
atas rata-rata cukup pakai trik cepat )
Setidaknya
langkah-langkah agar siswa paham harus melalui penjelasan :
- Mengingatkan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu karena operasi hitung campuran
- Definisi pecahan, mana pembilang mana penyebut (karena ada penjumlahan penyebut berbeda maka harus disamakan penyebutnya, jika guru bilang samakan penyebutnya, anak yang pelupa akan terus bertanya penyebut itu yang atas atau yang bawah , jadi antisipasi sebelum pertanyaan itu muncul lebih baik dijelaskan terlebih dahulu ). Padahal pecahan adalah pelajaran kelas 3. Sekali lagi untuk anak yang kemampuannya biasa meski mereka dulu pernah bisa karena sudah lama, didukung sistem pendidikan yang tidak baik plus gempuran godaan dari luar hilanglah materi itu dari ingatan mereka
- Mengulang materi pecahan campuran karena dalam soal ada pecahan campuran. Memang ada cara pintas dengan menyimpan dulu bilangan bulatnya, tapi ini jalur tidak aman, karena jika hasil akhir pembilang lebih besar dari penyebut harus dijadikan pecahan campuran lagi, jika kelupaan bilangan bulat yang sebelumnya tidak dioperasikan bisa fatal. Bikin siswa tambah bingung, makanya lebih aman pake cara biasa namun membuat mereka paham
- Menyamakan penyebut pun tidak cukup dengan mengalikan penyebutnya, karena selalu yang diminta adalah jawaban yang paling sederhana. Jadi harus mengulangi materi KPK agar diperoleh penyebut yang paling kecil
- Mengulang materi pembagian bilangan pecahan
- Ketika hasil akhir didapatkan pecahan biasa dengan pembilang lebih besar maka harus kembali mengingatkan cara mengubah pecahan campuran dari pecahan biasa. Dan sekali lagi jawaban yang diminta adalah jawaban paling sederhana. Untuk menyederhanakan pecahan agar diperoleh hasil yang paling sederhana adalah dengan membagi pembilang dan penyebut dengan FPB
- Untuk mengingat materi KPK dan FPB, mengulangi materi bilangan prima dan faktorisasi prima
- Jika masih lemah pembagian dan perkalian bisa-bisa mengulang lagi dari nol.
Sungguh
langkah panjang hanya demi satu soal yang seringkali keluar dalam ujian akhir
sekolah.
Mungkin ada yang enteng bilang “ Gitu kok bisa naik kelas 6 ? “ Ah tak semudah mengucapkan cemoohan seperti itu. Ya benginilah sistem pendidikan di negeri ini. Lebih sering melihat hasil evaluasi akhir daripada melihat proses pembelajaran. Mengejar KKM pun tak kenal cara. Yang penting nilai di atas KKM sudah beres.
Mungkin ada yang enteng bilang “ Gitu kok bisa naik kelas 6 ? “ Ah tak semudah mengucapkan cemoohan seperti itu. Ya benginilah sistem pendidikan di negeri ini. Lebih sering melihat hasil evaluasi akhir daripada melihat proses pembelajaran. Mengejar KKM pun tak kenal cara. Yang penting nilai di atas KKM sudah beres.
Ulasan
untuk membuktikan “jalan panjang” perjuangan
membuat siswa paham dan bisa mengerjakan soal. Memahamkan siswa yang
kemampuannya pas-pasan, tetapi mereka tetap berhak mendapatkan penjelasan
rinci (terkadang guru tidak peduli, yang
penting siswa pintar sudah ngerti lanjut ke materi berikutnya)
Sebuah
jalan panjang yang harus dilalui karena kualitas siswa sangat mengenaskan (
btw, pernah juga menjelaskan matematika dasar ke anak SMA , naudzubillah bikin
geleng-geleng kepala lha pelajarane ditaruh mana kok materi dasar blas ga iso
?????)
Tak
bisa hanya menyalahkan mereka.
Ironis
remaja/siswa sekarang hidup dalam kualitas yang rendah.
Soal
sederhana sama sekali tak bisa tapi begitu menikmati euforia dunia hiburan
Soal
begitu mudah sama sekali tak mengerti
tapi begitu enjoy dengan dunia selebriti pujaan hati
Geram
ketika dengan soknya para perusak
generasi beraksi
Para
“pencari bakat” seolah beraksi bak pahlawan membuat remaja berprestasi, namun
sejatinya mereka merusak generasi.
Dan
hari ini untuk pertama kalinya, mendengar dari sebuah radio, boyband, dari
suaranya sudah jelas personilnya masih kecil (mungkin malah belum baligh).
Benar,
ketika berhasil dapat profil personilnya dari 4 personil 3 orang masih SD.
Mirisnya
lagi syair lagunya sungguh tak pantas dan berisi ajakan yang mengantarkan pada
kemaksiatan.
So
baby please be mine
Please be mine oh mine
Eeeaaa....
Ditutup dengan
Ini lagu gombal untuk mendapatkanmu
Seperti
biasa lagu-lagu seperti ini akan menjadi favorit anak-anak yang menginjak
remaja
Dan
rasanya hati ini begitu sakit ketika mereka tanpa rasa bersalah bangga bisa
menyanyikan lagu-lagu tak bermutu tapi begitu berat mengahafal materi pelajaran
Begitu
banyak pelajaran yang harus diberikan namun begitu mudahnya itu semua hilang
dari ingatan ketika sampah-sampah tak bermanfaat menjejali memori anak.
Tak
terpikirkah kualitas generasi jika ini terus dibiarkan terjadi ?
Kecil-kecil
sudah mengajak maksiat
Kecil-kecil
sudah menjadi selebritis murahan
(selebritis
mahal itu yang terkenal karena prestasi nyata : akhlak mulia, dikenal taat,
hobi amar ma’ruf nahi munkar, hafalan
qur’annya hebat, tsaqofahnya segudang, prestasi akademik luar biasa ^_^ )
Kecil-kecil
sudah menjadi inspirator aktivitas tak berkualitas (artis)
Beginilah
ketika
kebebasan berekspresi dijunjung tinggi
ketika
kebahagiaan distandarkan pada materi
ketika
dunia semata-mata menjadi orientasi
ketika
kehidupan didasarkan pada aturan kapitalis sekuler liberal kental dengan demokrasi
Semoga
bisa mengingatkan, apa yang terjadi saat ini harus diubah. Tak boleh didiamkan
jika masih berharap generasi yang akan datang bukan generasi rusak bermasa
depan suram.
Tidak
bertumpu pada perubahan parsial, berharap ganti penguasa bisa memperbaiki
segalanya.
Belajar
dan memahami system Khilafah sebagai satu-satunya alternative pengganti,
memperjuangkan
tegaknya khilafah sampai mati.
#YukNgaji
No comments:
Post a Comment