Tuesday, 9 June 2020

Corona, Tahun Ajaran Baru Dan Masa Depan Anak


Salah satu wacana setelah penetapan  New Normal Life di tengah wabah corona adalah rencana masuk sekolah saat tahun pelajaran baru. Memang tidak masuk setiap hari, siswasecara bergilir tetap datang ke sekolah secara terjadwal. Jelas saja ini mengundang krontroversi di kalangan orang tua siswa yang sebagian besar masih khawatir dengan putra-putri mereka. Tidak hanya orang tua siswa, para pengamat dan pakar pun juga tak sedikit yang meminta pemerintah untuk meninjau ulang rencana ini, rencana yang jelas mempertaruhkan masa depan generasi.
Kekhawatiran para orang tua tentu bukannya tanpa alasan. Penetapan New Normal Life di saat kasus positif belum mencapai titik balik adalah langkah yang sangat nekat. Di saat pemerintah belum mempunyai formula tepat untuk membuat angka positif turuan malah membuat kebijakan yang beresiko menambah penularan. Dan ini pula yang akan menjadi resiko saat siswa masuk sekolah di tahun pelajaran baru nanti, tidak ada jaminan anak aman dari penularan corona. Tidak ada jaminan anak bisa mengganti masker sesuai ketentuan, mendapatkan lingkungan yang bersih, berada dalam pergaulan dan interaksi yang tidak membuat mereka tertular. Jika jaminan kesehatan anak dari tidak tertular tidak ada maka sama saja pemerintah telah membuat kebijakan yang mempertaruhkan kesehatan anak. Apalagi anak seharusnya mendapatkan jaminan kesehatan penuh mengingat mereka belum mempunyai hak untuk mendapatan pelayanan terbaik, mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan keamanan dari segala hal yang membahayakan nyawa mereka. Jika langkah nekat ini diteruskan maka sama saja dengan mempertaruhkan masa depan bangsa karena anak adalah aset negara yang menjadi generasi penerus, pemegang estafet kepemimpin bangsa.
Langkah nekat pemerintah memasukkan anak saat sekolah di tahun ajaran baru memang bukan langkah mengherankan, yang jelas bukan semata demi memenuhi hak anak untuk mendapatkan pendidikan, namun alasannya tidak jauh berbeda dengan alasan penetapan new normal life, yaitu untuk menggerakakan roda perekonomian. Lagi-lagi motif bisnis dan materi. Motif yag ental dengan kebijakan penguasa kapitalistis.
Di tengah pandemic corona, rakyat sejatinya menunggu kesungguhan pemerintah mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki untuk memikirkan keselamatan rakyat. Termasuk pula dalam hal pendidikan anak. Langkah yang bisa diambil diantaranya adalah pertama, memastikan kebutuhan pokok seluruh rayat terpenuhi, baik anak maupun orang tua. Sehingga fwarga sudah tidak lagi kesulitan memikirkan cara memenuhi kebutuhan mereka. Langkah ini bisa ditempuh dengan menjadwal ulang seluruh proyek, menata ulang anggaran, menjadikan kepentingan seluruh rakyat sebagai pertimbangan utama. Kedua, menyiapkan langkah khusus agar pendidikan anak tetap dipenuhi dengan tanpa menjerumuskan mereka pada resio penularan, yaitu dengan menyiapkan semua fasilitas, sarana dan prasarana pelaksanaan pendiikan online juga pendidikan bersama keluarga di rumah. Kedua langkah ini lebih aman bagi anak. Anak tetap mendapatkan haknya dan negara tetap memberikan pelayanan terbaik meski dalam suasana pandemi.