Muktamar Khilafah 2013, Gelora Bung Karno
Setelah dicabutnya BHP HTI, bukannya
tenggelam, nama HTI semakin melambung. Terakhir, nama HTI terus disebut dan
dituduh menunggangi beberapa acara, menunggangi tokoh dan menunggangi partai
politik lain. HTI juga terus dikaitkan dengan partai yang berseberangan dengan
penguasa, masyarakat terus ditakut-takuti dengan sepak terjang HTI yang
memanfaatkan pihak lain. Tak hanya berhenti sampai di sini, khilafah dan
bendera Rasulullah pun juga menjadi sasaran. Ditambah dengan framing jahat
media, jadilah HTI, khilafah dan panji Rasulullah dianggap sebagai sesuatu yang
tak layak nampak. Bahkan ada yang denagn entengnya mencap HTI sebagai ormas
terlarang, bahkan seenaknya memfitnah HTI, menyamakannya dengan PKI, sungguh
terlalu.
Di berbagai kesempatan, para
penghalang khilafah terus mengolok, mempersekusi, membombardir para pejuang
khilafah dengan cara rendahan, cara preman, cara orang malas berpikir. Di media
massa, dengan pongahnya menantang para pengemban khilafah dan mengancam akan
digebuk, dengan tanpa pikir panjang mempersekusi orang-orang yang berbicara
tentang khilafah, menuduh denagn tuduhan murahan orang-orang beratribut kalimat
tauhid. Di jalanan para pembenci islam dan khilafah tak kalah brutalnya, omngan
kasar nan rendah ringan terucap dari mulut beracun. Menghina Islam, menantang
ormas lain, bahkan menghina khilafah sesuka hati.
Di media social, setiap ada yang
posting tentang khilafah langsung diserang dengan akun abal-abal, mereka
mempunyai karakter yang sama. Ringan, mudah dan biasa berkata kotor. Perhatikan
saja, sumpah serapah, nama binatang, kalimat emosional bermunculan mengomentari.
Menyerang pribadi pemilik status, tebar fitnah dan tuduhan, berkata rendahan
tanpa pikir panjang. Tujuannya menjatuhkan harga diri orang yang menyampaikan
khilafah, memancing emosi dan akhirnya menuruti alur berpikir mereka. Orang Jawa
bilang, wis kadung edan sisan ngajak wong liyo edan. Ya, tujuannya untuk
membuat kita yang menyampaikan kebaikan dan kebenaran berpikiran sama dengan
pembenci Islam dan khilafah. Hamper mirip dengan iblis, iblis tak mau sendiri
di neraka makanya mencari teman sebanyaknya.
Dan ternyata para pembenci khilafah
tidak hanya sensitive dengan bahasan khilafah. Mereka juga sensitive dengan
orang-orang yang kritis pada kebijakan penguasa. Setiap ada kritikan, setiap
ada masukan untuk penguasa, pasukan yang mirip dengan pembenci khilafah
satu-persatu akan bermunculan. Polanya hampir sama, menyulut emosi dan
memancing kemarahan.
Maka semakin jelaslah, siapa yang
memihak siapa, siapa yang menjadi alat siapa. Mungkin mereka menganut paham,
musuh dari teman adalam musuh mereka juga.
Dan sampai kapan mereka akan terus
bertahan dengan kebencian dan permusuhan terhadap Islam?
Tergantung pada level kualitas
berpikir mereka. Orang yang di hati kecilnya masih ada setitik keimanan, masih
ada harapan untuk berubah haluan, memang belum tentu langsung putar haluan,
sedikit-demi sedikit. Lihat saja orang yang dulu mencacii HTI dengan ide
khilafahnya, ada sedikit perubahan, mereka hanya membenci HTI dan tak berani
membenci khilafah sepenuh hati, karena mereka tahu khilafah tidak salah, karena
khilafah adalah ajaran Islam.orang seperti ini akan bilang : “ Saya hanya tidak
suka dengan HTI, tapi tidak dengan khilafah, tapi bukan khilafah versi HTI”. Orang
seperti ini sadar atau tidak masih ada pengakuan bahwa khilafah memang janji
Allah, pasti tegak, walaupun akan ngeyel, bukan khilafah yang diperjuangkan
HTI. Tidak masalah, ini lumayan membuat
kita bahagia, sabar saja, witing tresno jalaran soko kulino. Jika menemui orang
seperti ini terutama di media social, cukup kasih senyuman. Tak perlu meladeni
yang tak penting. Sabarlah memberi
penjelasan, terlepas dari dimengerti atau tidak, tetap hadapi dengan makruf.
Level yang berikutnya adalah yang
bergerak karena kebutuhan materi. Sudah watak dari ideology kapitalisme, orang
-orang yang bergerak di bawah kepemimpinan ideology ini mempunyai prinsip
kepuasan dan makna sa’adah, standar kebahagiaan adalah ketika teraihnya materi.
Orang-orang pada level ini akan semangat ketika iming-iming materi atau materi
ada di hadapan, ketika suntikan dana turun semangat mereka sangat luar biasa. Dan
jangan khawatir, ketika dana mereka surut dan menipis semangat mereka pun juga
akan berbanding lurus. Menghadapai orang seperti ini juga tak perlu menguras energy,
cukup sabar menunggu asupan dana mereka habis, maka otomatis gerakan mereka
akan melemah. Sabar dan yakin, Qarun dan Tsa’labah saja tak berkutik ketika
Allah berkendak memusnahkan harta mereka.
Level yang berikutnya adalah orang
yang mempunyai harta sekaligus berkuasa. Level ini memang pantas sombong,
pantas dzalim. Karena mereka merasa berkuasa dan bias mengendalikan siapa saja.
Untuk menghadapai level ini memang membutuhkan argument lebih cerdas, namun
tetap dibutuhkan kesabaran dan luasnya wawasan. Tak perlu terpancing, cukup
dengan ilmu dan keyakinan, patahkan logika dan pemikiran sesat mereka. Dan terus
saja sabar, toh sesombong dan sekuat Fir’aun pasti mati, pasti berakhir. Masa berkuasa
dan Berjaya mereka pasti ada batasnya. Terus berusaha, terus berdoa, dan terus
lantunkan salawat asyghil. Sedikit demi sedikit mereka akan hancur lewat
kesombongan dan perpecahan di antara mereka.
Jadi para penghalang khilafah pasti
lelah. Kekuatan mereka pasti melemah dan daya juang mereka akan semakin redup. Sekuat
apapun usaha mereka tak akan mampu membendung janji Allah. Maka bersabarlah di
jalan kebenaran, bersabarlah di jalan dakwah. Terus perkuat diri dengan ilmu,
mendekat kepada Allah, abaikan celaan orang-orang yang suka mencela.
Dan Allah telah berjanji
kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang kafir sesudah itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik. (QS An Nuur 55)
Sesungguhnya orang-orang
yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi dari jalan Allah. Mereka
akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka
akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan ( QS Al Anfal 36)
Pare, 30 September 2018