31 Oktober 2011 (malam)
Rombongan anak kos melintas jalan depan rumah….
Rombongan pertama : rombongan putra…membawa lilin di tangan
Rombongan kedua : campuran... semakin panjang saja
rombongan. Dengan baju hitam kombinasi merah, yang putri berkerudung, pake
tanduk buatan, make up sangar di wajah .
Baru ngeh... halowinan to...
Tak lama kemudian rombongan ketiga menyusul. Sudah siap di
depan rumah. To de poin tanya langsung pada salah satu orang yang ikut
rombongan. “ Mau kemana ? dari kursusan mana ? “.
Dijawab oleh salah satu orang “ Mau ke Garuda Park mbak”. “
Dari kursusan X”
Tak mau memperpanjang percakapan di tengah jalan, langsung
saja nanya : “Ya sudah, saya minta no HP owner kursusanx”... sepertinya yg
jawab agak ketakutan, mungkin tau kalo saya mau “ngurus” kelakuan mereka.
“Maaf ga bawa HP, ga hafal no nya”.
Ha..ha kelihatan banget alasan yg dibuat2. Hari gini jalan
ga bawa HP ya gak mungkin lah...
Berhubung tidak mau memperpanjang masalah, saya kasih kertas
dg no HP saya dan sekali lg to de poin “ Ini no HP saya 15 menit tidak kasih no
owner ke saya, lihat aja nanti atau besok “. Pasang muka tegas sambil dikit
ngancam...
Ancaman yang ampuh. Ga ada 15 menit ada sms masuk... “ Bu
saya bla...bla... da komplain apa ?”
“Komplainnya banyak banget, bsk di kantor jam brp sy saja yg
ksana ?”
Di balas dengan sms basi sok ramah sok kenal“ Bla...bla...
biar kami saja yang ke rumah ibu, alamatnya di mana sekarang juga kami bisa
kesana”
Sekali lagi menolak dengan tegas, sudah malam lagian juga
perlu mikir dulu atur strategi, biar tidak terjebak debat kusir.
Akhirnya sepakat besok siangnya saya yg akan ke kursusan
tsb.
Karena memang sudah memberitahukan tujuan datang adalah
menyampaikan komplain, setelah sedikit perkenalan langsung menyampaikan maksud.
Di antaranya menanyakan program halloween yg dilaksanakan.
Singkat cerita owner kursusan tsb beralasan bahwa itu hanya
bagian dari peringatan sumpah pemuda (lucu banget ..sumpah pemuda dr hongkong
...??? kl bener2 niat peringatan sumpah pemuda itu lebih cocok pake baju adat
dari pada baju yang jelas banget identik dg halloween... alasan yang
dibuat-buat).
Tapi dengan desakan dan rentetan pertnyaan serta bukti nyata,
akhirnya owner ngaku bahwa itu jg dalam
rangka halloween, biar kenal dengan budaya barat katanya. Yang penting tahu
saja, tidak perlu meyakini itu alasannya ketika saya sampaikan hukum meniru
kebiasaan orang kafir.
Ketika saya komplain jangan bikin gara-gara di Pare malah
bilang : “ Saya juga penduduk Pare, sudah ber KTP Pare, sudah 9 tahun di sini.
Saya juga sudah kenal baik dengan orang-orang sini , selama ini tidak ada yang
komplain“
Dengan enteng saya jawab : “ Saya sejak kecil di Pare...
Emang kenal Pak Salim, Pak Amir, Pak Suryadi, Bu Katin bla..bla.. Yakin mereka semua tidak komplain ? “ menyebutkan
beberapa nama mulai dari yang paling dekat hingga radius 2 km( salah satu
kelebihan dakwah di kampung halaman, meski tak kenal baik tetap tahu kl bertetangga, karena memang terbiasa saling
menyapa meski terkadang tak tau nama)
“ Wah kalo itu ya belum kenal semua” jawab sang owner
“ Ya sudah jangan sok kenal dengan semua orang, dan
beranggapan semua orang Pare tidak bermasalah dengan program kursusan”
Dan ketika diingatkan tentang hukum meniru kebiasaan orang
kafir malah ngeles : “ Saya tahu mana yang boleh dan mana yang tidak, gini-gini
saya lulusan pondok Bu “
Ha..ha..mulai kelihatan nich sombongnya. Tetap tak berminat
menanggapi jd jawab aja sekenanya : “
Saya sejak lahir muslim, ga perlu mondok dulu baru bisa membedakan mana yang
haram dan tidak”.
He..he.. tak bisa dibantah, lha memang faktanya saya lebih
tahu tentang Pare dan alhamdulillah muslim sejak lahir.
Nah itu hanya sekelumit cerita tentang fakta budaya barat
yang seolah ringan dilaksanakan tanpa takut dosa. Tak hanya perayaan halowen,
valentin hingga lifestyle orang barat juga begitu mudahnya ditiru. Budaya
primitif yang lahir dari rendahnya taraf berpikir.
Memang Bahasa Inggris menjadi bahasa internasioanal. Wajar
karena saat in yang mendominasi adalah barat, tempat dimana bahasa Inggris
berasal. Dan keberadaan barat saat ini tidak bisa dilepaskan dari ideologi
kapitalisme yang dijadikan asas untuk mencengkeram dunia. Silakan jika ingin belajar bahasa Inggris,
namun bukan berarti menjadi alasan untuk melegalkan “pengamalan” budaya barat.
Setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas semua
perbuatannya di akhirat kelak, jadi harus pandai-pandai memilih dan memilih
setiap aktivitas yang akan dikerjakan. Termasuk pula dalam hal budaya ini,
budaya yang mengandung unsur aqidah kufur tentu haram diamalkan seorang muslim.
Jelas Halloween haram
dirayakan seorang muslim. Apalagi berani merayakan di Pare....Lewat depan
rumahku lagi.... Awas !!! Tiada
ampun....!!! Pasti akan terjadi sesuatu... he...he... peringatan serius ini...
Setidaknya itu yang bisa saya lakukan sebagai individu
muslim. Amar makruf nahi munkar dimana pun berada. Namun tetap saja individu
amat sangat terbatas. Hanya punya satu nyawa, satu tubuh, dua pasang mata. Jadi
tak mungkin bisa memantau semua yang ada di Pare. Paling-paling hanya sebatas
mata memandang, telinga mendengar dan kaki melangkah. Dan saya pun tak kan
pernah melupakan pentingnya dakwah berjamaah yang mempunyai tujuan mulia
menerapkan aturan Islam secara sempurna dalam naungan khilafah. Karena tak bisa
dipungkiri, rusaknya pemikiran masyarakat saat ini yang berakibat pada rusaknya
moral mereka, tak bisa dilepaskan dari permasalahan sistem negara ini yang
jelas tidak menggunakan aqidah Islam sebagai dasar. Dan itu hanya bisa diubah
dengan dakwah yang berorientasi pada perubahan sistem.
Jadi berdakwah individu karena bagaimana pun juga kita akan
dimintai pertanggungjawaban sebagai individu pula. Dan juga berdakwah bersama
jamaah, karena itu adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim. Insya Allah dengan begitu, kelak di akhirat
kita bisa menjawab apa yang telah kita lakukan ketika melihat kemungkaran di
depan mata.
Alhamdulillah selesai juga, catatan yang ngendon di lepi
hampir setahun.
Untuk semua pembaca: jangan mengambil kesan seremnya ancaman
saya ya... insya Allah saya orang Pare yang ramah, baik hati dan tidak sombong.
Kan tiap Jum’at da ekskul pramuka di sekolah.. ga nyambung ya.... Insya Allah
akan dengan senang hati membantu semua orang yang perlu info tentang Pare...
^_^
Tambahan :
Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, ia termasuk
golongan mereka. (HR Abu Daud dan Ahmad).
Tidak termasuk golonganku orang-orang yang
menyerupai selain golonganku. (HR
at- Tirmidzi)
Naudzubillah, emang mau ???? ngaku muslim tapi tak diakui
sebagai muslim. Tidak diakui baginda Nabi sebagai golongan kaum muslim.
Asal usul istilah ( baca artikel lengkapnya di id.wikipedia.org)
Halloween merupakan kependekan dari All Hallows' Even (eve dan even sama-sama berarti petang/malam) yang berarti malam sebelum hari raya All Hallow yang sekarang disebut Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saints Holy Day). Huruf "n" di akhir kata Halloween berasal dari kata even.[6]. Pada zaman dulu, tanggal 1 November dipakai sebagai hari festival keagaamaan di berbagai tradisi paganisme Eropa[3] hingga Paus Gregorius III dan Paus Gregorius IV memindahkan perayaan All Saints' Day menurut kalender santo dari tanggal 13 Mei ke tanggal 1 November. Tanggal 13 Mei dulunya dirayakan sebagai hari raya paganisme untuk festival Lemuria.Hari Raya Semua Orang Kudus ditentukan misionaris Kristen bertepatan dengan hari raya pagan dengan alasan ingin orang pagan mempercayai agama Kristen. Hari Para Arwah (Day of the Dead) yang merayakan kedatangan arwah sanak keluarga dan kerabat kembali ke bumi sampai sekarang masih diperingati di beberapa negara seperti di Brazil, Meksiko, China dan Filipina.