Setiap tanggal 23 Juli bangsa ini selalu memperingati Hari Anak. Berbagai
acara dibuat untuk mengingatkan kita bahwa anak adalah potret masa depan
bangsa. Maka selayaknyalah kita memberikan perhatian lebih terhadap anak serta
permasalahan yang berkaitan dengan anak.
a. Potensi Anak
Anak
adalah sosok yang begitu istimewa. Anak juga adalah aset bagi kita baik di
dunia maupun akhirat. Di dunia, anak merupakan potret masa depan suatu bangsa.
Jika anak – anak kita saat ini adalah anak dengan kepribadian Islam yang
tangguh, maka bisa dipastikan masa depan cerah sudah dalam genggaman. Dengan
kepribadian yang tangguh akan terwujud generasi yang siap dalam menghadapi
segala tantangan jaman. Sebaliknya, jika anak – anak kita saat ini adalah anak
dengan kepribadian lemah, mudah terbawa arus, maka peluang anak untuk menjadi
generasi pembebek yang tidak mandiri akan semakin besar, jika ini terjadi maka
bisa dipastikan masa depan suram menunggu di depan mata.
Selain
sebagai aset di dunia, anak juga merupakan aset di akhirat bagi orang tua,
karena jika anak kita adalah anak-anak yang sholeh maka doa mereka akan terus
membuat pahala kita tetap mengalir meskipun kita telah meninggal. Subhanallah,
sungguh anak adalah sosok istimewa yang diamanahkan Allah SWT kepada kita.
b. Permasalahan Seputar Anak
Sebagai sosok yang sangat menentukan masa depan
bangsa, anak juga menghadapi berbagai permasalahan . Kuatnya arus liberalisasi
( kebebasan ) tak pelak juga sangat berpengaruh pada kepribadian anak. Sering
kita mendengar ucapan orang tua yang membandingkan masa kecil mereka dengan
fakta anak saat ini “ Anak sekarang tidak mau prihatin, maunya enak terus”, “
Wah masak orang tua nyapu halaman, anak santai-santai saja bermain, malah cuek,
ga punya tata karma “ , “ Ya Alloh Nak, disuruh nyari rumput sedikit saja sudah
capek, bapak dulu nyari rumput sampai 2 sak “ dan masih banyak lagi keluhan
orang tua terhadap anak-anak mereka.
Di sekolah, tak sedikit guru yang harus selalu
mengelus dada ketika melihat perilaku siswa mereka “ Bu nyatetnya sedikit saja
ya capek kalo terlalu banyak “, padahal mereka tahan berjam-jam jika main PS “
Pak nyapu halamannya segini saja ya “ padahal hanya menyapu sejengkal saja. “
Pak hafalannya jangan banyak-banyak ya “ padahal puluhan lagu mereka hafal.
Itulah sedikit fakta yang dihadapi anak.
Selain itu, pengaruh lingkungan juga sering membuat
anak menjadi korban tindakan kriminal. Sering kita dengar berita : anak diculik
dan dibunuh, anak diperkosa, anak ditinggal ibunya tanpa makanan, anak
ditelantarkan orang tua dll. Jika ini dibiarkan maka masa depan suram menunggu.
Bagaimana mungkin akan ada masa depan cerah jika generasi penerusnya adalah
generasi yang tidak mandiri, bermental tempe
, tidak tahan banting serta tidak mendapat perlakuan yang layak ?
c. Peran Guru Menyelamatkan Generasi
Memang anak adalah tanggung jawab orang tua, namun
guru adalah orang tua kedua bagi anak. Karena hampir sebagian besar waktu anak
dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu guru juga sangat berperan dalam
menyelamatkan generasi ini dari kerusakan.
Untuk mencetak generasi yang berkepribadian tangguh,
guru juga harus mengevaluasi kualitas diri, bagaimana bisa mencetak generasi
tangguh jika sang guru juga tidak berkepribadian tangguh ? Maka peran guru yang
pertama adalah menjadi sosok panutan anak didiknya dengan menjadi insan yang
berkepribadian Islam. Anak akan terbiasa disiplin jika guru disiplin, anak akan
menjadi manusia yang bertanggungjawab jika gurunya adalah guru yang penuh tanggung
jawab.
Selanjutnya, guru juga harus menganggap siswanya
layaknya anak-anak mereka, bukan hanya sekedar sebgai anak didik yang diberi
ilmu. Dengan anggapan ini maka guru akan memberikan hal-hal terbaik untuk anak
didik mereka, bukankah orang tua selalu mengharapkan yang terbaik untuk anak
mereka ? Dengan begitu guru tidak akan
menjerumuskan anak baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, agar guru bisa menjadi teladan juga
mempunyai kepedulian tinggi terhadap anak didik maka ada beberapa karakter yang
harus dimiliki seorang pendidik : kasih
sayang, sabar, cerdas, tawadhu’, bijaksana, pemberi maaf, berkepribadian kuat,
serta yakin dengan tugas pendidikan. Dengan memliki karakter – karakter
tersebut insya Allah guru akan sangat berperan dalam menyelamatkan generasi
dari kehancuran.
Itulah beberapa peran yang bisa diambil oleh guru.
Namun kerja sama dengan orang tua, juga dukungan sistem yang berlaku juga
sangatlah penting. Seringkali fakta memprihatinkan terjadi, di sekolah anak
dilatih kedisilpinan tetapi orang tua tidak peduli, atau bahkan sebaliknya.
Begitu pula dengan lemahnya pengawasan Negara, anak dituntut menjadi generasi
tangguh tapi tayangan televisi yang tidak berguna dibiarkan begitu saja, anak
dituntut menjadi generasi kuat tapi makanan tak berkualitas ada dimana – mana.
Dengan demikian untuk menyelamatkan anak dari
kehancuran, sangat diperlukan kerjasama dari orang tua, guru serta Negara yang
menentukan kebijakan yang diterapkan kepada rakyat. Dan itu semua akan optimal
jika semuanya distandarkan pada aturan Allah SWT yang merupakan aturan terbaik
yang ada di dunia ini. Terakhir marilah kita renungkan firman Allah dalam Al
Qur’an Surat An Nisa’ ayat 9 : Dan takutlah kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah . Wallahu
a’lam bishowab
* Nur Aini – Guru MI Al Hidayah YPSM Tulungrejo Pare
Foto ditambahkan pada 21 Mei 2020
Foto ditambahkan pada 21 Mei 2020