Pages - Menu

Saturday 15 February 2020

Waspadai Komunitas Kaum Menyimpang

sumber gambar : republika.co.id

4.       Waspadai Komunitas Kaum Menyimpang (Sejatinya jiwa mereka pengecut, beraninya rame-rame dan mewarisi sifat iblis, tak mau masuk neraka sendiri)

Tulisan keempat dari rencana delapan tulisan

Tertangkapnya ketua ikatan gay di Tulungagung karena telah banyak mencabuli dan melakukan aksi kekerasan seksual adalah bukti nyata bahwa kaum menyimpang ini tidak sendirian, mereka mempunyai komunitas. Bahkan mempunyai kegiatan yang terorganisir meski dengan komunitas bayangan, mereka masih butuh  kamuflase untuk mendapatkan ijin kegiatan. Maka benarlah sebuah nasehat, kebaikan yang tidak teroganisir akan mudah dikalahkan oleh kejahatan yang teroganisir. Komunitas kaum menyimpang ini secara langsung semakin menguatkan eksistensi dan keberanian mereka. Bahkan komunitas ini dengan bangganya merasa bergabungnya mereka dalam sebuah komunitas  adalah bagian dari upaya melindungi agar kebutuhan seks mereka terjamin dan aman karena dilakukan dengan orang yang berada dalam komunitas. Agar mereka tidak “jajan” di luar dan tidak memangsa korban sembarangan. Sekilas masuk akal apa yang disampaikan, namun ini hanya alasan klise saja. Justru ini menampakkan sifat asli mereka, iblis, sebagaimana perilaku mereka yang memang hanya mengikuti bisikan setan untuk menuruti hawa nafsu belaka. Iblis dahulu divonis masuk neraka, dan berkomitmen untuk menggoda manusia, agar kelak di nereka mereka tak sendirian. Begitu pula dengan komunitas ini, sejatinya mereka sadar bahwa apa yang dilakukan menyimpang dan pasti berakhir di neraka, maka tak heran mereka sekuat tenaga mencari mangsa untuk menemani ke neraka.

Adanya komunitas bagi kaum menyimpang sangatlah berbahaya dan sama sekali tidak ada jaminan dari apa yang hendak mereka cegah. Berbahaya karena akan membuat mereka merasa kuat, merasa ada yang akan membela, bahaya karena lama-kelamaan akan berusaha merekrut anggota baru. Dan tidak ada jaminan bahwa perilaku menyimpang dan “ seks aman” hanya berkutat pada sesame anggota komunitas. Lagi-lagi bukti nyatanya adalah kasus di Tulungagung. Jelas yang terjadi adalah mereka menyasar setiap mangsanya yang terlihat lemah dan bukan dari orang juga dari kalangan menyimpang. Mereka pasti tidak akan puas hanya bergaul dengan orang dalam komunitas, secara naluri, mereka akan terus mencari korban, baik dengan iming-iming uang maupun kesengajaan untuk menambah jumlah korban yang secara historis kelak akan menjadi bagian dari komunitas, sudah bukan rahasia lagi, kaum menyimpang ini selalu lahir dari kasus sebelumnya, dahulu mereka korban sekarang mencari korban.

Oleh karena itu, jika ingin memutus mata rantai kejahatan yang jelas pelakunya dilaknat ini, salah satunya adalah dengan tidak memberikan sama sekali kesempatan bagi mereka untuk berkumpul sesama golonganntya. Harus ada tindakan tegas menolak keberadaan komunitas LGBT, bahkan kelompok pembela hak mereka pun juga tak layak ada. Setidaknya ini yang bisa dilakukan saat system yang diterapkan di negeri ini sangat mengagungkan kebebasan berperilaku. Memang sangat jauh berbeda jika sistemnya adalah khilafah, sanksi tegas sudah diberikan sebelum mereka sempat untuk berkelompok.

Pare, 15 Februari 2020

Alternatif tulisan lanjutan, silakan jika ada yang melanjutkan
5.       Homoseksual Itu Pilihan Bukan Paksaan Apalagi Anugrah Terindah Dari Tuhan (Omong kosong jika ini adalah takdir Tuhan, mereka hanya menjalani garis kehidupan, dimana iman kepada qadla dan qadar)
6.       Sadarlah, Mereka Itu Jahat Sekali, Tak Ada Kebaikan Tulus (kebaikan mereka selalu berbalut akal bulus, terus mencari korban dan kemarahan mereka begitu kejamnya, melebihi binatang, studi kasus mutilasi dan pembunuhan kaum homo)
7.       Homoseksual Semakin Eksis dalam sistem kapitalis (sudah jadi bawaan sistem ini, merusak umat manusia dari seluruh sisi kehidupan)

8.       Hanya Hukuman Mati Yang Bisa Menghentikan (hanya mungkin terjadi dalam sistem khilafah)

No comments:

Post a Comment