Saturday 22 October 2016

Lelaki Mulia, Didamba Manusia Dirindukan Surga



Dahulu saat kuliah hampir tidak pernah “berkeliaran” di sekitar masjid kampus saat pelaksanaan atau selesai shalat Jumat. Namun karena ada keperluan, melintasi masjid kampus saat buyaran shalat  Jumat, subhanallah, banyak sekali jamaahnya. Dan penampilan fisiknya pun tidak ada yang lusuh dan kumal, wajah-wajah lelaki yang selesai ibadah ( Masjid Manarul Ilmi, ITS)

Juga jarang keluar rumah saat masjid dekat rumah buyaran shalat jumat, namun sekali melihat, luar biasa, jalanan dipenuhi para lelaki. Dan penampilan fisik mereka pun juga luar biasa, berpakaian rapi, bersarung, berbaju koko, berkopyah, menyandang sajadah (Masjid Darul Falah, Tulungrejo Pare)

Dan hari ini, berpapasan dengan ratusan santri dari sebuah ponpes. Semuanya berkopyah dan berbaju koko putih, memakai sarung yang sama corak dan warnanya, melangkah beriringan, sesekali bersenda gurau ( Masjid Agung An Nuur Pare)

Setidaknya masih menjadi penyejuk mata, meski jumlahnya masih jauh dari para penonton sepak bola, jauh dari penonton konser SID .

Sungguh menjadi pemandangan yang mengharukan, di saat gelar umat terbaik begitu jauh di mata, di saat  banyak pemuda yang tak peduli dengan agama karena pengaruh sekularisme, meski itu hanya di hari Jumat dan hari tertentu saja. Masih ada penampilan menyejukkan meski sebatas fisik saja.

Namun penampilan fisik saja belum cukup. Masih jauh dari sosok mulia  sahabat nabi.
Abu Bakar Ash Shidiq ucapan dan perbuatannya begitu mulia
Umar bin Khatab keberanian dan ketegasannya tiada tara
Utsman bin Affan ramah dan lemah lembut tiada duanya
Ali bin Abi Thalib gudang  ilmu yang bijaksana
Abdurrahman bin Auf mendermakan seluruh hartanya dan tetap kaya
Mushab bin Umair lelaki tampan pelaksana shalat jumat pertama
Saad bin Muadz yang kematiannya menggoncang Arsy Nya
Khalid bin Walid sang panglima keberaniannya bak singa
Khabab bin Arts menjadi sarana hidayah untuk Umar dengan membaca surah Thaha
Abdullah bin Masud  dirindukan Rasulullah  karena merdunya suara
Itulah sebagian lelaki mulia yang mendukung perjuangan Rasulullah bahkan banyak  diantaranya sudah dijamin masuk surga.
Mereka memang beruntung, mulia karena menjumpai Rasulullah dalam hidupnya. Namun masih ada kesempatan untuk menjadi lelaki mulia diridhoi ilahi dan dirindukan surga. Lelaki yang senantiasa berpegang teguh pada syariat Allah dan Rasulullah, lelaki yang senantiasa melakukan perbaikan di saat yang lainnya melakukan kerusakan.
Hadits  yang  diriwayatkan  dari  Sahal  bin  Sa’ad  as-Saidi  ra., Rasulullah saw. bersabda:
Islam  muncul  pertama kali dalam  keadaan terasing dan  akan kembali  terasing  sebagaimana  mulainya,  maka  berbahagialah orang-orang yang terasing tersebut. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah,  siapa  al-ghuraba  ini?”  Rasulullah  saw.  bersabda, “Mereka adalah orang-orang  yang melakukan perbaikanketika manusia sudah rusak.”  (Hadits  ini  diriwayatkan  oleh  athThabrâni dalam al-Kabir).
Al-Ghuraba dalam hadits tersebut bukanlah para sahabat, karena mereka  datang  setelah  ada  manusia  yang  merusak  metode kehidupan yang dibawa Rasulullah saw. Sedangkan para sahabat ra. Tidak merusak metode kehidupan Rasul, dan metode  tersebut belum rusak di jaman para sahabat.
Maka berbagialah orang-orang yang terasing, tidak hanya lelaki. Semua yang tetap berpegang teguh pada Islam, memperjuangkan Islam, menegakkan Islam dalam bingkai khilafah. Di saat Islam diabaikan, di saat khilafah dianggap sebagai pengkhianatan pada pahlawan. Di saat kapitalisme dan demokrasi diamalkan padahal hanya mengantarkan pada kerusakan.


 Pare, 22 Oktober 2016



Saturday 15 October 2016

Merindukan Saad bin Muadz



اهْتَزَّ عَرْشُ الرَّحْمَنِ لِمَوْتِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ
‘Arasy ar-Rahman bergetar karena kematian Saad bin Muadz (HR al-Bukhari dari Jabir ra).

Pertamakali penasaran dengan sosok Saad bin Muadz adalah ketika mengkaji kitab Daulah Islam, Bab Dakwah di Madinah ( di bab ini juga terpesona dengan duta pertama dalam Islam, Mushab bin Umair, dan sampai sekarang pun masih penasaran dengan surah yang dibacakan Mushab bin Umair di hadapan Usaid bin Hudhair dan Saad bin Muadz).

Saad bin Muadz, seorang tokoh di Madinah
Kekuasaan dan kehebatannya tidak membuat dia menolak hidayah
Sejak masuk Islam bertekad bulat mempersembahkan hidupnya di jalan dakwah
Dalam Perang Uhud menjadi pelindung Rasulullah
Dalam Perang Khandaq terus bertahan meski terluka karena panah
Menjadi pemutus yang adil dalam masalah pengkhianatan Bani Quraidzah

Tidak menginginkan mati sebelum melaksanakan amanah terakhir
Ketika meninggal kebahagiaan di wajahnya terukir
Meninggal di hadapan Rasulullah yang turut hadir

Kematiannya menggetarkan arasy ar Rahman
Bukti bahwa beliau bukan orang  sembarangan
Demi tegaknya Islam kedudukan dan kekuasaan diserahkan
Tunduk pada syariat dan rela bergabung dalam perjuangan
Tetap istiqamah hingga datangnya kematian

Sungguh kemuliaan dan kebahagiaan baginya
Menjadi pembela Islam adalah kebahagiaan tiada tara
Layak mendapatkan balasan berupa surga
Dan kita pun bisa meneladaninya
Terus berjuang dan berkorban demi ridho Allah ta’ala
Menapaki jejak Rasulullah dan para sahabatnya
Hingga kematian yang akan menghentikan langkah kita


Pare, 15 Oktober 2016



Friday 14 October 2016

Wong Cilik Tak Berkutik Karena Wong Licik


Mengenang Mbak Harti – Meninggal di Hari Kartini

Hari ini dapat kabar Mbak Harti meninggal dunia. Mbak Harti penjual tempe yang biasa keliling di kampung. Tidak hanya berjualan tempe, Mbak Harti juga berjualan berbagai macam makanan. Nasi kuning, nasi goreng, bothok, sayur jadi, berbagai gorengan dan kue-kue lain.

Pare, 21 April 2015

Dan hari ini teringat juga dengan Pak Surip, penjual tahu keliling yang sudah empat puluh hari lebih meninggal.
Mbak Harti dan Pak Surip ini bukan sekadar pedagang, tapi juga “pengusaha kecil”. Tempe dan tahu yang mereka jual buatan sendiri. Mereka adalah contoh orang yang istiqamah dalam menjual jenis dagangan, bahkan usaha mereka adalah usaha turun-temurun, mewarisi usaha keluarga. Ya, mereka lah potret orang-orang yang tetap bertahan dengan usaha halal, jalan hidup mereka penuh liku. Mbak Harti, perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Pak  Surip hingga usia tua tetap setia dengan jualan tahunya. Tak jarang terucap keluhan ketika harga kedelai melambung tinggi, namun seringkali mereka hanya bisa pasrah menerima.

Nasib wong cilik yang tak berkutik karena wong licik. 
Sepertinya bukan hanya Mbak Harti dan Pak Surip yang  mengalami permasalahan seperti ini, merasa sebagai wong cilik yang tak bisa berbuat banyak dengan garis ekonomi yang harus dijalani. Masih banyak yang lebih susah lagi. Nasib orang-yang yang bermodal lemah, akan terus menjadi bulan-bulanan dan mangsa empuk bagi para pemilik modal yang lebih besar. Dan ini hal yang wajar terjadi di negeri yang mengambil sistem ekonomi kapitalis dalam mengelola perekonomian Negara.

Sebuah keadaan yang menjadi konsekuensi ketika kapitalisme menjadi pijakan
Atas nama investasi, asing diberi kewenangan merampok kekayaan
Atas nama kemandirian subsidi bagi rakyat tidak diberikan
Atas nama kebebasan  pulau pun digadaikan
Jadilah pemilik modal sebagai penentu kebijakan
Hanya saat pemilu suara rakyat dipedulikan
Setelah menjabat rakyat pun diabaikan
Detelah berkuasa memalak rakyat dengan pajak dan menjadikannya dalam apbn sebagai penopang
Cara haram pun tidak masalah yang penting harta berkembang
Menumpuk harta hanya demi senang-senang
Tak peduli orang lain susah yang penting perut sendiri kenyang
Syariat sama sekali tidak mendapat ruang

Maka perubahan yang dibutuhkan tidak cukup sekadar ganti penguasa atau ganti orang
Negeri ini membutuhkan perubahan di segala bidang
Perubahan sistemik, bukan sekadar bongkar pasang
Memang bukan perubahan seperti membalikkan tangan yang gampang
Perubahan yang membutuhkan daya juang
Perjuangan yang bukan sekadar mengisi waktu luang

Perjuangan mewujudkan janji Allah yang pasti
Perjuangan sebagai konsekuensi akidah yang telah diimani
Sebagai bukti amal di dunia ini
Menjadi bekal di akhirat nanti

Pare, 14 Oktober 2016





Friday 7 October 2016

Mengapa Bisa Menikmati Bapernya Tum Hi Ho ?



Penasaran dengan lagu ini karena :

Berseliweran postingan salawat versi tum hi ho

Pernah lihat acara di TV penyanyinya dikomentari komentator, membawakan lagu ini dengan penjiwaan yang bagus

Searching lagu Tu Meri eee Tum Hi Ho juga muncul, ada murid yang nanya boleh tidak buat tampilan dengan iringan lagu Tu Meri. Berhubung belum ngerti yang mana lagunya, spontan jawab ga boleh, cari yang lainnya. Akhirnya pake kun anta, tidak masalah. Setidaknya agak ngerti isi lagu kun anta. Alhamdulillah, larangan saya tidak sia-sia. Ternyata klip Tu Meri mengerikan.

Btw, biar ga penasaran sama tum hi ho,  ini lho lirik dan artinya :
Hum tere bin ab reh nahin sakte
Aku tanpamu kini tak dapat hidup
Tere bina kya wajood mera
Tanpamu apalah arti keberadaanku
Tujh se judaa gar ho jaayenge
Bila kelak aku berpisah denganmu
To khud se hi ho jaayenge judaa
Maka aku juga akan berpisah dari diriku
Kyonki tum hi ho
Karena hanya kamu
Ab tum hi ho
Kini hanya kamu
Zindagi ab tum hi ho
Kehidupanku kini hanya kamu seorang
Chain bhi, mera dard bhi
Ketenanganku jua, deritaku jua
Meri aashiqui ab tum hi ho
Romansaku kini hanya kamu seorang
Tera mera rishtaa hai kaisa
Seperti apa hubungan kita berdua
Ik pal door gawaara nahin
Tak dapat jauh barang sekejap saja
Tere liye har roz hain jeete
Untukmu setiap hari aku bertahan hidup
Tujhko diya mera waqt sabhi
Telah kuberikan seluruh waktuku kepadamu
Koi lamha mera naa ho tere bina
Tiada sedikitpun waktuku tanpa kehadiranmu
Har saans pe naam tera
Di tiap helaan napasku ada namamu
Tere liye hi jiya main
Hanya untukmu aku hidup
Khud ko jo yoon de diya hai
Telah kuserahkan diriku padamu seperti ini
Teri wafaa ne mujhko sambhaala
Kesetiaanmu lah yang telah menjagaku
Saare ghamon ko dil se nikaala
Menghapus seluruh duka dari dalam hati
Tere saath mera hai naseeb juraa
Bersamamu nasibku terjalin
Tujhe paake adhoora na raha
Setelah mendapatkanmu diriku menjadi sempurna

Halah lagu gombal, lebay

Tapi, meski banyak yang gak ngerti artinya, karena dibawakan dengan mendayu-dayu sepertinya banyak yang baper kalo mendengar lagu ini. Apalagi yang tahu artinya dan imannya lemah bisa jadi klepek-klepek dech. Kenapa? Ya saking seringnya diperdengarkan dan sering didaulat sebagai lagu romantic jadilah orang-orang yang terjebak cinta semu sangat menikmatinya. Ditambah lagi dengan rusaknya pemikiran, hidup ini hanya untuk kepuasan dan mengejar dunia, kloplah lagu ini menjadi lagu wajib bagi pelaku pacaran.

Begitulah, sesuatu yang diulang-ulang dan terus diberikan informasi yang baik tentang hal tersebut maka akan banyak yang tertarik. Meski pada awalnya merasa asing. Dan sebaliknya, ketika sesuatu dijauhkan, tidak pernah digambarkan atau bahkan diberikan informasi yang buruk, maka ketidaktahuan dan kebencian yang akan muncul.

Itu juga yang terjadi dengan umat Islam, syariah dan khilafah .
Umat Islam jauh dari syariat Islam, tidak kenal  syariat, bahkan ada yang menganggapnya sebagai aturan yang kejam, tidak berperikemanusiaan, kuno, mundur, banyak melanggar HAM.

Apalagi khilafah, tahu saja tidak tapi sudah antipati
Sedikit saja mendengar tentang khilafah serasa alergi
Ada informasi negative tentang khilafah langsung mengamini
Ada yang berjuang demi tegakknya khilafah dianggap tidak tahu diri

Memang tak bisa membuat orang yang terlanjur salah paham dengan khilafah, paham dan berubah dalam sekejap mata
Namun, tetap harus memulai menyampaikan meski membutuhkan waktu yang lama
Hingga suatu saat khilafah menjadi perbincangan dimana-mana
Hingga suatu saat khilafah dirindukan siapa saja
Hingga kelak Allah mewujudkan janjiNya












Wednesday 5 October 2016

Macam dan Tanda I'rab




Macam I’rab ada empat :

Rafa’
Nashab
Jar
Jazm
I’rab rafa’ dan nashab bisa berlaku untuk fi’il dan isim. I’rab  jar hanya ada pada isim, I’rab jazm hanya pada fi’il. Jadi tidak ada isim yang dijazmkan dan fi’il yang dijarkan.


Tanda I’rab tidak selalu diketahui melalui harakat, namun bisa  diketahui dari huruf dan dengan menghilangkan huruf akhir