Friday 30 January 2015

Menggembirakan – Membuat Orang Lain Gembira – Farraha (فَرَّحَ)




Pembagian Fi’il berdasarkan membutuhkan objek (maf’ul) atau tidak terbagi menjadi dua yaitu fi’il lazim dan muta’adi.

Zaid gembira , tidak membutuhkan objek (kata kerja intransitif)
Aku menggembirakan Zaid,  membutuhkan objek (kata kerja transitif)

Jadi jika menemui fi’il muta’adi kita juga harus mencari maf’ulnya. Maf’ul selalu terletak setelah fi’il dan I’rabnya adalah nashab. 

Cara menjadikan fiil lazim menjadi fiil mutaadi adalah dengan :


Begitulah pembagian fiil berdasarkan membutuhkan objek atau tidak.

Terkait dengan judul, sengaja mengambil salah satu contoh fiil muta’adi yaitu artinya menggembirakan. Karena termasuk fi’il muta’adi maka kata menggembirakan membutuhkan objek. Jadi ada pihak/ hal yang membuat gembira dan juga ada pihak yang dibuat gembira.

Dan tadi malam lihat tayangan pembuatan klip kreatif Maroon 5 mendatangi 5 pernikahan, tampak dengan jelas semua yang didatangi terkejut, bingung dan akhirnya tersenyum gembira.Mungkin rasanya bahagia… memang kreatif. Jadi Maroon 5 telah menggembirakan minimal 5 pasang mempelai. 

Juga ingat dengan yang terjadi hari Selasa kemarin, pagi-pagi di kantor sekolah, menyapa salah satu teman guru yang tasnya baru, “ Wah tasnya baru lagi bu…!”. Di luar dugaan teman guru tersebut menjawab : “ Iya, semua bu guru dapat tas. Itu di meja njenengan juga ada. Kemarin, ibunya Izza kelas 2 yang kasih”. Alhamdulillah…. Subhanallah… he..he.. lebay. 

Padahal kemarin sudah sempat berdiri lama di seberang jalan. Dari Tamrin mau nyebrang ke jalan puskesmas Pare, padahal kendaraan tidak terlalu rame. Sengaja tidak segera melangkahkan kaki. Mengamati pegawai toko tas yang baru saja menggelar lapaknya. Dalam hati juga bergumam,” Oooo ada toko tas to ning kene. Apa mampir aja ya, minimal lihat-lihat dulu”. Dari sebulan kemarin ingin beli tas tapi belum keturutan. Beberapa kali mampir toko tas tapi belum cocok, baik harga maupun modelnya. Dalam  angan ingin beli tas yang agak  feminim ( cangklong pundak n gak gedhe-gedhe amat), pantes kalo dibawa ke undangan non formal. Beberapa kali di-ece, mosok gawane tas kresek, dan sempat bingung kalo silahukhuwah ke tokoh, tidak sopan pake tas ransel. Inginnya kecil dan kuat biar laptop dan saudara-saudaranya tetap bisa masuk, tapi ternyata ukuran berbanding terbalik dengan harga dan kualitas berbanding lurus dengan harga. Tas cilik tapi kok larang men to..to.. tapi pantes sich kuat dan bahannya bagus. Dan selalu berakhir dengan tidak jadi, belum urgent n eman duite…

Makanya ketika dapat hadiah tas Alhamdulillah banget, dan tasnya sesuai dengan angan. Salah satu wali murid telah menggembirakanku.

Begitu juga Ramadhan kemarin, dapat undangan bukber. Menghadiri bersama ibu, ketika perjalanan berangkat bilang ke ibu : “ Bu, nanti pulang mampir beli sate ya, pingin. Lama ga makan sate”. Begitulah nikmatnya puasa rasanya mau apa saja, he..he..  padahal meski ga puasa juga tetap ingin sate.
Ternyata menu buka puasanya sate, dan pulang juga dibawakan sate. Jadi yang ngundang bukber telah menggembirakan saya.

Sekali lagi Alhamdulillah. Menurut saya, ketika apa yang menjadi keinginan kita bisa terwujud apalagi dengan cara yang tak terduga adalah sesuatu banget. Menggembirakan dan membahagiakan. 

Sekali lagi menggembirakan itu membutuhkan fail dan maf’ul, jadi mari berlomba-lomba untuk jadi fail alias pihak yang menggembirakan orang lain karena kelak yang akan membalas kita adalah Allah SWT, dan tentu saja balasan itu akan lebih membuat kita gembira, surga yang hanya bisa dibuka dengan kunci dua kalimat syahadat. 

Dan tentu saja menggembirakan tidak hanya dengan materi. Bisa juga dengan ilmu, nasihat, mendoakan dll. Jadi mikir, sudah pernah menggembirakan siapa ya ?

Pare, 16 Januari 2015

Tuesday 27 January 2015

Marhaban ya nurul aini






Marhaban ya nurul aini
…………………………………
………………………………..
Panjang banget lanjutannya
Berulang terdengar setiap malam habis isya, biasanya berakhir sekitar jam 10 pm
Tidak hanya mendegar di Pare, tetapi dahulu ketika kos di Surabaya juga sering terdengar dari mushala dekat kos

Menarik, karena berulang tiap malam .
Namun tidak sepanjang hari dan sepanjang bulan. Khusus di bulan Rabiul Awwal saja berakhir tanggal 12 Rabiul Awwal. Shalawat dan pujian menandakan bulan kelahiran Rasulullah Muhammad saw.
Terlepas dari pendapat yang mem-bid’ahkan, kumandang shalawat ini bisa mengingatkan kalo sudah masuk bulan Rabiul awwal.

Pada masa Shalahuddin Al Ayyubi, peringatan Maulid Nabi Muhammad cukup ampuh mendobrak semangat kaum muslimin, terutama pasukan jihad. Namun tentu saja tidak sekadar bershalawat. Peringatan kelahiran Rasulullah dengan kembali membudayakan membaca dan mempelajari  sirah nabi, mengingatkan kembali perjalan Rasulullah dalam meninggikan agama Allah. Kembali mengingat bahwa Rasulullah membawa Al Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup jika tidak ingin tersesat. Meneladani Rasulullah dalam semua aspek kehidupan.

Begitu pula dengan saat ini.
Bershalawat, membaca sirah nabi, mempelajarinya. Memahami dan berusaha melaksanakannya dalam kehidupan.

Rasulullah membawa Islam, agama sempurna. Barang siapa memeluk Islam, dia akan selamat. Sebaliknya, barangsiapa kafir maka akan celaka. Namun,tak akan mudah selamat di akhirat. Ada kewajiban melaksanakan semua yang telah diperintah Allah dan Rasulullah, menjauhi semua yang diarang Allah dan Rasulullah. Menerapkan Islam tidak hanya sebatas ibadah mahdhah tetapi juga sebagai mabda / ideology. Aqidah yang disertai aturan dalam rangka menyelesaikan permasalahan kehidupan. Tak sulit untuk membuktikan Islam lengkap, cara sederhananya adalah membaca daftar isi buku fikih. Mulai dari thaharah, muamalah, mengurus jenazah, hingga bab khilafah. Mengurus dari manusia lahir hingga mati.

Mencintai Nabi itu meneladani beliau dalam seluruh aspek kehidupan. Menerapkan dalam kehidupan pribadi, menjadi gaya hidup masyarakat dan diterapkan oleh Negara. Melaksanakan semua yang dibawa Rasulullah saw.

Akan tetapi, system yang ada saat ini sangat tidak mungkin bisa menjadi wadah diterapkan aturan-aturan yang diperintahkan Allah dan Rasulullah. Karena system yang ada saat ini membatasi umat islam, boleh beragama tapi tak boleh memakai aturan agama dalam mengatur kehidupan.

Aturan dibuat berdasarkan akal manusia, asas manfaat menjadi pertimbangan utama. Kebebasan semu dijunjung tinggi. Bebas mengabaikan hukum Allah tapi tak memberi kebebasan umat Islam melaksanakan Islam secara kaffah/ menyeluruh. Berkerudung dipersulit, berjilbab dipandang sebelah mata. Menghindari riba dan zina dicap sok suci. Negara dikelola tunduk pada kepentingan pemilik modal, swasta dan asing. Rakyat dikorbankan. Dan tentu itu semua tak pernah dicontohkan atau bahkan diperintahkan oleh Rasulullah saw.

Maka, sebagai bukti cinta kita pada Rasulullah saw adalah berusaha menerapkan risalah yang beliau bawa, seluruhnya. Dan untuk menuju penerapan yang menyeluruh tersebut juga meneladani jejak langkah Rasulullah. Menjalani tahapan dakwah yang telah dicontohkan. Membina dan membentuk kader dakwah yang bertsaqafah serta berkepribadian Islam, memeluk aqidah Islam dengan kekuatan yang luar biasa. Berinteraksi dengan masyarakat, menyadarkan umat akan rusaknya system yang saat ini menaungi, membongkar makar musuh Islam, mendekatkan solusi Islam dalam kehidupan, berdakwah dengan makruf. Thalabun nusrah dan dilanjutkan dengan penerapan hukum Islam dalam naungan daulah.

Perlu ilmu, pengorbanan, kesabaran, keikhlasan. Bukan perjuangan instan.
#YukNgaji
Pare, 1 Januari 2015 – 10 Rabiul Awal 1436 H

Saturday 10 January 2015

Perang Ahzab aka Perang Khandaq

Dikenal dengan Perang Ahzab yang artinya golongan yang bersekutu, golongan tersebut terdiri dari : Bani Nadhir, Bani Wail,Bani Ghathfan, Quraisy dan masih banyak lagi.
Dikenal dengan Perang Khandaq yang arinya Parit, strategi untuk menghadapi pasukan musuh yang jumlahnya sangat banyak. Digali parit di luar Madinah, parit dengan kedalaman jika manusia tercebur tidak bisa naik dengan mudah, parit dengan lebar yang tidak bisa dilampaui lompatan  kuda. Dalam pembuatan parit ini, Rasulullah juga terjun langsung, ikut mengggali.
Perang ini terjadi pada tahun ke-5 setelah hijrah pada bulan Syawal. Ada hal-hal menarik dalam perang ini, diantaranya adalah :
1.       Golongan yang bersekutu sebagian besar adalah mereka yang dendam dengan Rasulullah, dakwah Islam dan kesuksesan Daulah Islam yang didirikan Rasulullah saw di Madinah.
2.       Dikotori dengan pengkhianatan Bani Quraidhah, Bani Yahudi yang masih diijinkan Rasulullah tinggal di Madinah. Sebelumnya Bani Qainuqa’ dan Bani Nadhir telah diusir karena telah berkhianat dan melanggar perjanjian dengan Nabi.Bani Quraidhah bersengkongkol dengan pasukan ahzab, merongrong kaum muslimin dari dalam Madinah.
3.       Langkah kesatria Shafiyyah binti Abdul Muththalib yang berhasil membunuh mata-mata Yahudi, disaat semua laki-laki maju ke barisan depan, dan ada laki-laki  Hassan bin Tsabit yang bertugas di benteng bersama para wanita dan anak-anak  tapi tidak berani berbuat apa-apa, ketakutan. Karena memang suasana di perang ini sangat mencekam. Shafiyyah memukul Yahudi tersebut dengan tongkat besi hingga tewas. Muslimah pada masa Rasulullah ternyata tidak hanya berdiam di rumah, tapi kuat dan berani.
4.       Pada akhirnya pasukan Ahzab terpecah. Ikatan kepentingan begitu rapuh. Ketika kepentingan tak kunjung terwujud keinginan tak bisa menyatukan lagi, terpecahlah pasukan Ahzab. Pasukan tak bisa menembus pertahanan kaum muslimin, selain itu Rasulullah mulai melancarkan serangan psikologis. Menghembuskan berita pengkhianatan pasukan sekutu, mempengaruhi Ghathfan agar mundur dari persekutuan, membuat ragu musuh agar tidak memerangi Nabi yang mempunyai kekuatan yang terkalahkan. Strategi ini diambil gar tidak terjadi peperangan dan pertumbahan darah yang besar, karena perkiraan Nabi pasukan sekutu berjumlah 10.000 sedangkan tentara Islam hanya 3.000. Dari segi angka sangat mungkin tak bisa mengimbangi.
5.       Akhirnya pasukan utama Quraisy pun juga menjadi ragu dengan kesolidan pasukan ahzab. Dengan ijin Allah, angin memporak-porandakan perkemahan pasukan Ahzab. Perang ini berakhir dengan tercerai-berainya golongan yang bersekutu dan mundurnya mereka dari medan perang.
6.       Perang Ahzab memberi bukti pengkhianatan Bani Quraidhah, maka tidak ada ampun atas pengkhianatan Bani Quraidhah, wanita dan anak-anak menjadi tawanan. Laki-laki dibunuh. Yahudi yang mendapat perlindungan dan jaminan atas keamana, harta darah telah berkhianat.
Wallahu a’lam
Pare, 18 Rabiul Awwal 1436

 Dirangkum dari :
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
Sirah Nabawiyah Sisi Politis Perjuangan Rasulullah saw, Rawwas Qol’ahji


Thursday 1 January 2015

Terakhir

Part 1 : Lontong Terakhir Bu Indra

Alhamdulillah, setelah sehari tertunda bisa takziyah di hari terakhir tahun 2014.
Seorang ibu muda yang biasa mengikuti majelis taklim meninggal. Singkat cerita, beliau  masih bisa beraktivitas seperti biasa sebelum ajal menjemput. Sore sempat pergi ke dokter bersama suaminya, minta mampir ke warung karena sejak pagi belum sarapan, belum habis lontong dimakan, terkulai di bahu suaminya. Allah mengambil nyawanya. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.

Lontong terakhir, makanan terakhir, aktivitas terakhir sebelum meninggal.
Begitulah jika Allah sudah berkehendak, tak kan bisa menyangka sedang apa kita saat ajal menjemput. Namun, aktivitas / perbuatan adalah pilihan kita. Jadi sebenarnya manusia bisa menyiapkan diri mau meninggal dalam keadaan apa/ sedang melakukan apa. Jika hari-hari kita semata melakukan kebaikan,insya Allah peluang meninggal ketika kita sedang berbuat baik semakin besar. Maka yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha menjalani hari sesuai dengan aturan Allah,karena menjalani aturan/perintah Allah dan menjauhi laranganNya adalah kebaikan teringgi bagi manusia.

Meninggal dalam keadaan menutup aurat atau sedang mengumbar aurat
Meninggal sedang mengkaji Islam / halqah atau sedang menggosip
Meninggal dalam mencari rezeki yang halal atau sedang bergelut dengan keharaman
Meninggal dalam keadaan ingat Allah atau larut dalam euphoria kemaksiatan
Dan lain sebagainya
Semua aktivitas itu pilihan

Part 2 : Ramadhan Terakhir Mas Benjot
( Note lama)
Alhamdulillah bisa menjalankan puasa ramadhan, rasanya tak ingin ramadhan berakhir. Ada begitu banyak hal-hal istimewa di bulan ramadhan.

Namun tetap saja ramadhan harus berakhir
Ramadhan 1434 H, bisa jadi ini ramadhan terakhir, bisa jadi 1435 tidak bisa menjumpai ramadhan.
Yang pasti ada dua tetangga saya yang sudah tidak bisa menjumpai ramadhan 1435.

Mbah Samidi dan Mas Benjot

Mbah Samidi, usianya memang sudah tua, tubuhnya renta dan sudah lama sakit-sakitan, hidup sebatang kara. Meninggal di awal ramadhan 1434 H. Mungkin banyak yang tidak heran, sudah tua tak terlalu kaget jika mendengar berita kematiannya.
Lain halnya dengan Mas Benjot, lupa nama aslinya. Usianya masih tiga puluh tahun lebih, anaknya masih kecil. Meninggal di pertengahan ramadhan, 21 juli 2013 ( ingat betul karena bertepatan dengan jadwal Majelis Taklim). Tidak akan terlalu kaget jika sebelumnya ada kabar sakitnya, tapi ini tidak sakit.

Menurut  teman “cangkrukannnya”, jam  10pm memang mengeluh dada agak terasa sesak, badan gerah.  Pulang ke rumah sempat mandi dan sahur jam 2am. Namun menjelang shubuh terdengar seperti kesakitan, masih sempat dibawa ke RS meski sebenarnya ada yang sudah tau kalo sudah meninggal, biar keluarga yakin.

Jadilah 1434 H adalah ramadhan terakhir mbah Samidi dan Mas Benjot, itu hanya 2 orang yang saya kenal, padahal bisa jadi  masih banyak lagi orang yang meninggal di bulan ini.

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu ; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. ( QS Al A’raf  : 34)

Begitulah , jika Allah berkendak tak ada yang bisa mencegahnya, tak peduli tua, muda atau balita jika ajal menjemput tak kan bisa mengelak.

Dan hari ini membuat rekap evaluasi realisasi target ramadhan. Astaghfirullah, banyak sekali yang tak sesuai rencana. Failed, failed,failed...ada banyak alasan menyertai. Sibuk dengan urusan mubah, tidak bisa mengatur waktu, lalai, malas, menunda-nunda, merasa tenaga sudah tak mencukupi.
Sombong nian, sok sibuk , sok PD amal yang sedikit sudah diterima Allah sebagai ibadah, sok punya cadangan pahala melimpah hingga melalaikan yang diwajibkan Allah  dan menyepelekan yang sunah. Sok panjang umur, merasa masih ada kesempatan lain. Sok suci karena melihat orang lain ternyata lebih parah.

Semoga masih bisa memanfaatkan sisa waktu yang dimiliki
Semoga bisa istiqamah melanjutkan amal baik selama ramadhan kemarin

Semoga senantiasa bersegera dalam taat pada syariat
Semoga selalu ingat : ajal datang tak memberi tahu terlebih dahulu, bisa jadi ini amal terakhir yang bisa dilakukan