Thursday 10 November 2011

Belajar Bahasa

-->
Belajar Bahasa
Murah dan sudah terkenal, itulah alasan orang-orang  kursus Bahasa Inggris di Pare.  Memang sama sekali tidak salah. Jika dibandingkan dengan tempat kursus di daerah lain Pare merupakan tempat yang termurah, tidak hanya itu berbagai pilihan metode pembelajaran bahasa Inggris ada di Pare. Mulai program basic speaking yang mempelajari materi mulai dari yang termudah hingga persiapan TOEFL untuk melanjutkan kuliah di PT terkenal di luar negeri.
Selain alasan murah, alasan lainnya adalah sudah terkenal. Ini juga sama sekali tidak salah. Saking terkenalnya bias dipastikan mereka yang kursus berasal dari seluruh penjuru tanah air, bahkan dari luar negeri pun juga ada. Dari Malaysia bahkan Libya pun juga ada.
Pokoknya dari sabang sampai merauke insya Allah pasti ada. Saya sendiri tau banyak tentang kondisi di berbagai tempat di negeri ini juga dari mereka yang merantau ke Pare. Orang Medan, Bengkulu, Lampung, Palembang, Padang, Serang, Indramayu, Kuningan Kerawang, Bandung, Bogor, Tegal, Kebumen, Yogya, Solo, Maluku, Kolaka, Makasar, Majene, Palopo, Kendari, Banjarmasin, Pontianak, Bali dan lain sebagainya dating ke Pare, seakan di daerah mereka sama sekali tak ada kursus bahasa Inggris.
Kampung Inggris, julukan yang diberikan untuk Pare. Tepatnya desa Tulungrejo dan Pelem karena Pare adalah nama salah satu kecamatan di kabupaten Kediri. Mendapat julukan tersebut karena di Pare ada puluhan atau mungkin seratus lebih tempat kursus b.inggris. lama programnya juga beragam ada yang dua minggu sampai satu tahun.
Tulisan ini tidak hendak untuk semakin mempromosikan Pare sehingga semakin banyak yang dating ke Pare. Tidak sama sekali. Bahkan saya berharap dengan tulisan ini semakin banyak orang yang tidak dating ke Pare J. Pare dah padat penduduknya, mengurangi jatah oksigen saja…
Saya berharap tulisan tentang Belajar Bahasa ini bias membuka pikiran orang-orang yang sudah “ terpesona “ dengan Pare bahwa Pare bukanlah satu-satunya tempat belajar bahasa Inggris.
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya semata, bukan hasil penelitian dengan metode ilmiah. Namun bukan berarti isinya bersifat subyektif.
Kalo di Pare cepet bias ngomong Inggris. Benarkah ?
Menurut saya 80% pernyataan itu benar. Tak bias dipungkiri, ketika kita belajar bahasa maka factor yang mendukung adalah karena lingkungan. Karena yang dating ke Pare hamper 100 % tujuannya untuk belajar bahasa Inggris maka bias dipastikan semua yang kos pun juga punya tujuan yang sama, jadi wajar kan mereka semakin mudah mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat. Maka pantas jika meski ada yang sdh lulus S1 jurusan bahasa Inggris tapi masih saja kursus ke Pare, katanya kurang menguasai. Bias jadi bukan karena orang terbut kurang pinter, tapi komunitasnya tidak sama dengan dia ( kan temen kosnya jurusan Kedokteran , hokum, atau bahkan jurusan bahasa jawa J ) . jadi jangan heran kalo di pare banyak yang ngomong Inggris meski tata bahsanya ga bagus2 amat.
Jadi tidak harus ke Pare kan ??? Tinggal kita kondisikan saja lingkungan kita. Tidak harus  banyak orang, yang penting ada partner. Bias teman, saudara, orang tua, suami/istri, tetangga dan lain sebagainya, yang penting status mereka manusia.
Kalo di Pare cepet menguasai materi ?
Nah pernyataan ini juga tidak salah. Bagaimana tidak cepet menguasai materi, lha wong tiap detik dan tiap hembusan nafas yang dipikir cuma materi kursus. Berbeda dengan kuliah, 144 sks bias jadi matkul pendalam materi jurusan yang terkait  hanya 75 % saja. Masih saja dapat matkul pancasila, ekonomi, kewirausahaan, biologi,, kimia dasar, fisika dasar, penulisan ilmiah de el el.
Selain itu, di Pare dari pagi sampe pagi lagi yang dipelajari cuma b.ing thok. Gambarannya begini, ke Pare hanya untuk belajar bahasa inggris, ambil kursus semua program bahasa inggris, tinggal di kos / camp inggris yang tiap saat ada materi bahasa inggris. Klop kan …
Namun ini juga yang sering, membuat hati ini miris. Saking semangatnya belajar bahasa inggris, aktivitas lain terabaikan. Ngaji ga sempat, dakwah ga sempat, interaksi ga sempat… bener2 hidup hanya untuk belajar b.ing. sungguh merugi…
Sebenernya tidak harus ke pare kan ??? yang penting sabar, manajemen waktu, istiqomah, serius di mana pun kita berada insya Allah kita bias menguasai ilmu yang kita azzam kan utk dikuasai.
Kalo di Pare bias hemat, kan murah …
Ini juga ga salah. Dengan berbagai program yang ditawarkan dan durasi yang berkali-kali dalam sehari. Memang bias dikatakan kursus di Pare murah. Tapi tetap saja, kita tidak semata-mata melakukan sesuatu hanya berdasarkan pertimbangan materi saja. Ada atau tidak ada materi belajar adalah kewajiban.
Namun karena murah ini lah ada sebagian yang kurang berhasil. Mereka terlalu meremehkan uang yang telah dikeluarkan, hingga tak jarang mereka dengan mudahnya meninggalkan kursus padahal program belum selesai dengan alasan sepele. Tidak cocok, aturan terlalu ketat, terlalu banyak materi. Maka tak heran ada yang gonta-ganti tempat kursus, kalo begini masih dibilang murah ???
Terkadang dengan alasan murah juga, satu orang bias ambil kursus di berbagi tempat. Biaya jadi membengkak kan ???
Tapi jika kewajiban terabaikan hanya karena sibuk kursus bahasa inggris, bias jadi hemat uang tapi rugi di hadapan Allah. 
Kesimpulannya …
Jangan ke Pare kalo HANYA pingin pinter b.ing …. J

*maaf banyak yg salah ktik ga sy edit J ( cm ).